- ANTARA/Vitalis Yogi-Trisna.
VIVA.co.id - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengakui hasil sebuah survei yang menobatkan Jakarta sebagai kota yang paling macet di dunia.
"Memang bener!" ujar Ahok, sapaan akrab Basuki, di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu, 4 Februari 2015.
Jakarta, kata Ahok, bisa menjadi sedemikian parah tingkat kemacetannya karena kota ini tidak pernah memiliki sistem transportasi massal berbasis rel.
"Jepang saja yang punya masih macet, apalagi kita yang nggak punya," ujar Ahok.
Untuk itulah Ahok mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kini tengah giat membangun berbagai sarana transportasi massal berbasis rel seperti MRT dan LRT.
Kendati demikian Ahok tetap meminta warga Jakarta agar tetap bersabar dalam menanti Pemprov DKI menyelesaikan masalah kemacetan.
Pasalnya, kata Ahok, pembangunan moda transportasi mass rapid transport (MRT) tahap awalnya baru ditargetkan untuk bisa beroperasi mulai tahun 2018, sedangkan moda transportasi light rail transit (LRT) pembangunannya saat ini baru memasuki tahapan desain.
"Kita harus tahan saja. Ini PR kita selama 30 sampai 40 tahun untuk membenahi masalah transportasi," ujar Ahok.
Sebelumnya produsen oli 'Castrol' dan produsen GPS 'TomTom' menyelenggarakan survei yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kemacetan di suatu kota dengan cara mengukur jumlah pengereman yang dilakukan oleh sebuah kendaraan di 1 kota selama 1 tahun.
Dari survei tersebut kendaraan-kendaraan di Jakarta diketahui mengerem lebih dari 32.840 kali dalam setahun, jauh dari jumlah pengereman rata-rata kendaraan di kota-kota lain di dunia yang hanya mencapai 18.000 kali dalam setahun.
Jakarta menjadi kota teratas dalam hal tingkat kemacetan disusul Istanbul, Meksiko, Surabaya, Saint Petersburg, Moskow, Roma, Bangkok, Guadalajara, dan Buenos Aires.
Baca juga:
Pengemudi Bus Polisi Biarkan Laila Meregang Nyawa di Jalan
Sebelum Ditabrak Bus Polisi, Laila Minta Kerudung Putih
Mobil Meledak di Depan Mabes Polri
Demo 4 November, Tol Dalam Kota Kosong
Ini terlihat seperti hari libur besar.
