Lokasi-lokasi Rawan Begal di Depok

Lokasi penemuan tas mencurigakan di Depok
Sumber :

VIVA.co.id - Kota Depok, kota yang dikenal sebagai kawasan permukiman dan pendidikan, akhirnya-akhir ini seakan menjadi kota yang menakutkan dan ramai dipergunjingkan. Ini akibat serangkaian aksi kejahatan jalanan yang belakangan terjadi.

Situasi pun semakin mencekam, ketika aksi teror yang dilakukan kelompok begal motor itu menelan korban jiwa di kota berikon belimbing tersebut. Kondisi ini terlihat jelas pada malam hari. Kota yang dikenal tenang itu, mendadak menjadi kota yang menegangkan, khususnya bagi para pengendara motor yang melintas pada malam hari.

Aplikasi Antibegal Bikinan Mahasiswa ITS

Berdasarkan data yang dihimpun, lokasi yang paling rawan aksi begal motor yakni di Jalan Juanda Depok, Margonda depan BSI, Limo, kawasan GDC dan Jalan Fly over UI akses Kelapa Dua.

Pantauan VIVA.co.id, jalur Juanda Depok, di atas pukul 23.00 WIB sangat sepi. Kondisi ini semakin diperparah karena minimnya PJU (penerangan jalan umum) dan jalur yang lenggang. Tidak ada aktivitas berarti di sepanjang pinggir jalan. Terlebih, saat ini sedang dalam pembangunan proyek tol. Sepi pada malam hari.

Modus Baru Begal, Pura-pura Tersenggol Motor Korban

Meski sepi, namun di sana terdapat pos polisi hanya di ujung jalan, di pertigaan lampu merah margonda dan di pertigaan Jalan Raya Bogor.

Kawasan Margonda juga terbilang rawan. Meski ramai dengan pusat perdagangan, namun pada dini hari menjelang subuh, kawanan begal mogor mulai beraksi. Jika melihat kasus yang sudah terjadi, aksi begal motor ini terjadi pukul 02.00 hingga 04.00 WIB dan aksinya seriap akhir pekan.

Ibu Rumah Tangga Jual Ribuan 'Pil Setan' ke Begal

Selanjutnya ada juga kawanan lainnya, di antaranya:

Jalur fly over UI akses Kelapa Dua, di atas pukul 23.00 WIB juga sepi dari kendaraan yang melintas. Sama seperti Juanda, minim PJU. Bahkan tak ada pos pantau polisi.

Sementara itu, jalur Grand Depok City (GDC) Sukmajaya, merupakan lokasi pemukiman. Pada malam hari cendrung sepi di atas jam 22:00 WIB. Minimnya JPU dan banyaknya jalan yang rusak memungkinkan pelaku kejahatan melancarkan aksinya. Tersedia pos polisi, namun sayang, keberadaan anggota kurang efektif karena tidak 24 jam.

Jalur Krukut, Limo, merupakan salah satu jalur pinggiran Depok, lokasinya cukup sepi pada malam hari, diatas pukul 21.00 WIB. Tidak ada pos polisi di sana. Terdapat kali di sepanjang jalur tersebut.

Kasus begal

Aksi kawanan begal yang paling meresahkan adalah kelompok Masduki cs asal Lampung. Kelompok ini tidak hanya bermain di Depok namun juga di sejumlah kota penyangga ibu kota, seperti Tangerang, Bekasi dan Bogor.

Di Depok, kelompok ini diduga kuat sudah menghabisi dua nyawa korbannya. Kejadian pertama terjadi pada Sabtu dinihari, 10 Januari 2015, dengan korbannya adalah Bambang Syarif Hidayatulloh (25). Bambang tewas dibantai kelompok Masduki saat pulang kerja melintas di Jalan Juanda Depok.

Kasus itu pun langsung mengundang reaksi dan kepanikan warga Depok. Ini terlihat dari banyaknya pesan berantai yang menyatakan kota tersebut rawan begal.

Di tengah rasa was-was warga dan kegelisahan polisi lantaran belum menemukan titik terang untuk mengungkap kasus itu, para pelaku kembali membuat ulah. Minggu dinihari, 25 Januari 2015, kelompok ini membegal seorang pemuda bernama Abdul Rohman, di kawasan Margonda depan BSI sekitar pukul 03.00 WIB.

Mereka menghabisi nyawa korbannya dengan parang dan golok. Korban, dihabisi lantaran berupaya melawan saat dibegal. Dengan sejumlah luka bacok, Abdul pun tewas dalam perjalanan menuju rumah sakit.

Gerah dengan sepak terjang pelaku, polisi pun menyebar tim khusus dengan dikomandoi Kasat Reskrim Polresta Depok Komisaris Agus Salim. Tim ini bergerak menyusuri jejak pelarian kelompok tersebut.

Selasa 27 Januari 2015, polisi akhirnya berhasil menemukan tempat persembunyian kelompok Masduki yang diketahui berada di Jalan KUD, Rt 1 Rw 3 Kelurahan Sukamaju, Cilodong Depok. Dalam drama penggerebekan yang berlangsung sekitar pukul 02.00 WIB itu, polisi melihat lima orang pelaku berada dalam satu kontrakan dengan tujuh unit motor yang diyakini hasil curian berikut sejumlah uang dan senjata tajam.

Tak ingin kehilangan buruannya, sejumlah aparat dari Polres Tanggerang yang melakukan pengembangan ini pun langsung menyergap kontrakan tersebut. Hasil dari penggerebekan ini, polisi terpaksa menembak mati satu pelaku yang berupaya melakukan perlawanan. Ia adalah MUL yang merupakan kakak dari Masduki (25).

Namun sayang, tiga pelaku lainnya berhasil lolos dari penyergapan ini. Tersisa hanya Masduki yang kini tengah menjalani serangkaian penyidikan. Keberhasil polisi dalam mengungkap kelompok ini sempat membuat lega warga Depok.

Baca juga:

Banyak Begal Motor, Warga Diminta Bawa Alat Listrik Kejut

Ahok: Kantor Kelurahan yang Sepi Bakal Dibubarin

Waspada, Pelaku Kejahatan Mulai Berani Lukai Korban

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya