Gempa Sumatera Barat

Rawan Tsunami, Jatim Sibuk Sosialisasi

VIVAnews - Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pengungsian (Satkorlak PBP) Provinsi Jawa Timur kian gencar mengantisipasi terjadinya gempa berkekuatan 8,8 Skala Richter, seperti yang diprediksi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) beberapa hari lalu.

Gempa dan tsunami yang diprediksi akan mengguncang wilayah pesisir pantai selatan itu, membuat pemerintah setempat kalang kabut. Sejumlah alat dipersiakan, seperti 23 alat early warning system (EWS) atau alat deteksi dini yang ditempatkan di gunung dan laut.

Tidak hanya itu, pemerintah juga sudah memiliki peta rawan bencana. Untuk gempa dan tsunami, seluruh kabupaten/kota yang berbatasan langsung dengan Laut Selatan Jawa masuk dalam peta rawan tersebut. Selain itu, Pemprov Jatim juga akan mengupayakan pemasangan sensor-sensor peringatan dini gelombag tsunami di sepanjang Laut Selatan Jawa.

Langkah lain yang juga terus di upayakan adalah melakukan sosialisasi imbauan kepada masyrakat yang tinggal di zona rawan tsunami. "Meski saat ini tidak ada tanda-tanda bencana, sejak hari ini kami mulai memaksimalkan Tim Reaksi Cepat (TRC) yang terdiri dari Dinsos, Dinkes, PMI, Dinas ESDM, PU Bina Marga, Tim SAR, dan Polri/TNI dalam menghadapi bencana alam," kata Kepala Satkorlak Jatim, Harjogi kepada VIVAnews, Selasa 6 Oktober 2009.

Namun demikian, lanjut Harjogi adalah kesiapan masyarakat yang saat ini tinggal di derah pesisir pantai selatan, apabila terjadi gempa di harapkan berlindung di tempat aman atau keluar dari rumah, agar terhindar dari reruntuhan pohon maupun bangunan rumah atau gedung.

"Saya imbau kepada masyarakat di Jatim yang menempati rumah dekat dengan pantai. Terutama di pantai pesisir paling selatan agar mewaspadai dan hati-hati dengan gelombang tsunami," katanya.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur Soekarwo menyatakan, pesisir selatan Jawa Timur dan Bali masuk dalam zona bahaya yang berpotensi tsunami. Sebab diwilayah tersebut terdapat patahan panjang mulai dari Sumatera.

Peringatan Soekarwo itu beralasan, sebab sebelumnya pakar geologi dari LIPI, Danny Hilman Natawidjaja, mengatakan bahwa terjadinya gempa di Aceh dan Sumatera Utara pada 26 Desember 2004, gempa Jogyakarta pada 27 Mei 2006 dan Gempa Padang yang terjadi pada 30 Septenber 2009 kemarin, memicu patahan di Samudera Indonesia.

Adanya patahan itu diperkirakan bakal terjadi gempa dahsyat berkekuatan lebih dari 8 Skala Richter yang berpotensi Tsunami.

Hal itu juga diperkuat dari hasil penelitian Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Departemen Energi mencatat sejumlah potensi gerakan di sejumlah wilayah di Jawa Timur.

Mereka memberikan warna pink untuk potensi gerakan tanah tinggi, dan warna kuning untuk potensi gerakan tanah rendah, serta warna hijau untuk potensi gerakan tanah rendah.

Beberapa wilayah yang rawan terjadi gerakan tanah berada di sejumlah wilayah kecamatan di pesisir selatan di kabupaten Pacitan, Trenggalek, Ponorogo, dan Lumajang.

Februari-Maret 2024, Satgas PASTI Blokir 537 Pinjol Ilegal

Berikut ini tampilan peta potensi gerakan sepanjang bulan Oktober di Jawa Timur.

Peta zona rawan gempa Jawa Timur

Menurut Pusat Vulkanologi, daerah yang mempunyai potensi menengah dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan.

Sedangkan, daerah yang mempunyai potensi tinggi untuk terjadi gerakan tanah dapat terjadi jika curah hujan di atas normal, sedangkan gerakan tanah lama dapat aktif kembali.

Siswa SMKN 1 Nias Selatan Tewas Diduga Karena Dianiaya Kepala Sekolah, Ini Kata Disdik Sumut

Laporan: Tudji Martudji | Surabaya

Seniman membawa gebogan dalam Karnaval Budaya Bali di kawasan Nusa Dua, Bali

7 Negara Paling Beragam di Asia, Indonesia Nomor Segini

Negara yang paling beragam di Asia bisa menjadi subjektif karena berbagai faktor seperti keberagaman etnis, budaya, agama, dan bahasa bisa menjadi pertimbangan.

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024