Kisah Jemaah First Travel Tak Kunjung Diberangkatkan Umrah

Kantor First Travel di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan.
Sumber :
  • Irwandi

VIVA.co.id – Masalah besar sedang melanda biro perjalanan umrah First Travel (FT). Ratusan jemaah umrah yang telah terdaftar dalam paket promo tertunda keberangkatannya ke Tanah Suci untuk melaksanakan ibadah.

Digosipkan Mualaf, Celine Evangelista Berangkatkan Umrah Karyawannya Secara Gratis

Setidaknya ada sekitar 373 jemaah umrah asal Jawa Timur yang masih tertahan di Jakarta. Mereka di tampung di sejumlah hotel di Jakarta. Salah seorang jemaah yang tidak ingin namanya disebutkan menjelaskan, ada sebanyak 193 calon jemaah yang tergabung dalam rombongannya. Mereka telah tiba di Jakarta sejak 11 Mei lalu.

"Jemaah terpaksa menduduki kantor FT, geram dengan janji-janji yang selalu mundur dan hanya omong kosong," katanya

Momen Menegangkan Anang Hermansyah dan Keluarga Terjebak Banjir di Dubai

Menurut pengakuan jemaah tersebut kepada VIVA.co.id, Sabtu, 20 Mei 2017, sejak tiba tanggal 11 Mei, sebanyak 193 calon jemaah yang tepatnya berasal dari Sidoarjo, Jawa Timur ini, dijanjikan akan terbang pada 12 Mei 2017.

"Tapi tidak jadi berangkat. Janji lagi tanggal 14 dan kita tunggu, tapi tanggal 16 belum berangkat juga," katanya.

5 Potret Cantik Rebecca Klopper Pakai Kerudung Syari di Tanah Suci

Perundingan sempat digelar dengan divisi legal FT yang bernama Deski SH. Dia memastikan bahwa tanggal 16 Mei, berdasarkan penjelasan dari pemilik FT, Andika Surachman, jemaah yang tertunda akan diterbangkan ke Tanah Suci.

"Tanggal 16 Mei di atas materi Pak Deski janji, jemaah akan diterbangkan 193 orang. Tapi ternyata tanggal 17 Mei diinformasikan hanya 45 orang saja yang bisa terbang. Kami ikhlas, biar teman-teman yang namanya telah disebutkan untuk terbang," katanya.

Menurut jemaah tadi, urusan dengan kelompok umrahnya belum selesai. Sudah datang lagi 225 jemaah umrah dari Surabaya yang juga tertunda keberangkatannya. Karena mulai resah dan geram dengan janji-janji dari manajemen First Travel, sejumlah perwakilan jemaah kemudian mendatangi kantor pusat FT di kawasan TB Simatupang.

"Pertemuan kembali digelar. Kami kumpul di Hotel Jest Cengkareng. Kita bicara sampai malam, selama di Jakarta jemaah tidak jelas tidurnya. Kita harus cari-cari terus orang FT sampai malam," katanya.

Dalam pertemuan itu, Deski yang merupakan bagian legal FT kembali memastikan bahwa dia telah mendapat kepastian dari Andika Surachman, setelah 45 jemaah diterbangkan, akan dilanjutkan dengan 90 jemaah lagi.

“Kita ini jemaah yang dikoordinir Pak Rudy Hermanadi, kepala cabang FT Sidoarjo," katanya.

Tapi janji itu tidak terlaksana. Sampai tanggal 18 Mei, hanya 45 jemaah yang terbang. Dan janji FT untuk menerbangkan 90 jemaah tidak jelas kepastiannya.

"Sampai malam, kabar tidak ada. Deski ditunggu di penampungan tidak datang. Kemarahan jemaah mulai muncul. Kami sepakat dengan didampingi Pak Rudi, meluruk ke FT pusat di TB Simatupang," katanya.

Menurut jemaah tadi, saat datang ke kantor FT pada Jumat, 19 Mei. banyak calon jemaah yang datang untuk menarik kembali dananya dan membatalkan melaksanakan ibadah umrah dengan FT.

"Tanggal 19, jam 10. Gabungan dari berbagai jemaah dari berbagai daerah bergabung, ada sekitar 200 orang," katanya.

Tapi di kantor pusat FT, jemaah tidak menemui perwakilan FT yang dapat memberi penjelasan. Mereka akhirnya ditemu salah satu staf bernama Duma. Jemaah kemudian melakukan dialog dan kembali minta dihadirkan Deski.

Setelah istirahat salat Jumat. Deski kemudian datang pada pukul 16.00 WIB. Jemaah memaksa untuk bertemu dengan pemilik FT, Andika Surachman dan segera memberi kepastian kepada jemaah.

"Kami minta dikeluarkan manifes, sesuai yang telah disepakati, tambahan untuk 90 jemaah. Padahal sejak lama kami telah disurati untuk menambah dana Rp2,5 juta untuk sewa pesawat, tapi ternyata sampai hari ini belum jelas juga," katanya.

Disampaikan jemaah tadi, dengan adanya surat yang meminta tambahan dana Rp2,5 juta untuk sewa pesawat, sangat menggiurkan bagi jemaah. Jemaah berpikir akan dapat langsung terbang karena sudah menambah dana. Tapi ternyata, FT tetap tidak dapat menepati janji.

"Kita tergiur, kita rindu dapat ke Baitullah. Kami bayar tambahan, agar bisa segera berangkat," katanya.

Hingga Sabtu dini hari, 20 Mei 2017, FT menyampaikan bahwa Andika Surachman memastikan akan memberangkatkan 45 jemaah pada hari Selasa, dan 45 jemaah pada hari Rabu.

"Manifes akan keluar hari Senin. Tapi 57 jemaah lagi lagi tidak jelas kapan berangkat," katanya.

Jemaah sangat menyesalkan kejadian ini. Bahkan ada jemaah asal Papua yang sudah tertahan selama 14 hari di Jakarta dan tidak jelas kapan akan pergi ke Tanah Suci.

Sayangnya, atas kejadian ini jemaat tidak ada yang berani melapor di Jakarta karena domisili mereka di Surabaya. Pelaporan di Jakarta dianggap akan merepotkan bagi mereka. Jemaah berharap, instasi terkait merespons kejadian ini. Media telah banyak memberitakan tentang kekacauan yang terjadi di First Travel.

"Tidak ada yang berani, kalau lapor, kami harus pasang badan, rumah kami di Surabaya. Sebenarnya sudah dicium polisi, DPR juga sudah tahu. Kan tidak perlu delik aduan, harusnya bisa dipanggil bisa dipertanggungjawabkan. Harusnya bisa diselidiki," katanya.

Seperti diketahui, sistem bisnis yang dijalankan FT mengunakan sistem simpan pinjam. Jemaah yang akan diberangkatkan ke Tanah Suci harus menggunakan uang jemaah yang belum berangkat. Tapi karena terjadi masalah aliran dana dari jemaah, maka dana talangan tidak tersedia. Keberangkatan jemaah yang sudah terdaftar jadi tertunda.

Sejak 2015, kebarangkatan jemaah FT sudah terkendala. Promo murah yang diterapkan FT kini menjadi masalah besar. VIVA.co.id, mencoba menghubungi pemilik First Travel terkait masalah ini. Namun, tidak dapat dihubungi.

Dalam keterangan pers sebelumnya, First Travel berjanji akan memberangkatkan jemaah umrah yang tertunda keberangkatannya ke Tanah Suci. Bahkan, Wakil Direktur Utama First Travel, Anniesa Hasibuan mengatakan pihaknya berjanji bakal memberangkatkan ratusan jemaah umrah apabila memenuhi persyaratan yang ditentukan.

Yakni dengan membayar biaya tambahan sebesar Rp2,5 juta. Jemaah nantinya akan diberangkatkan dengan pesawat charter. Tapi saat ini, janji tersebut tidak terbuki sepenuhnya.

Dalam keterangan pers itu, Anniesa menolak jika jajaran manajemennya disebut sebagai penipu karena tak kunjung memberangkatkan jemaah umrah. Dia mengklaim seluruh program promosi telah dijelaskan melalui surat persyaratan.

"Tahun sebelumnya First Travel pernah menggunakan pesawat charter. Tambahan biaya ini adalah pilihan bukan paksaan," katanya.

Menurutnya, mayoritas jemaah yang ditunda keberangkatannya adalah jemaah yang memilih promo murah. Di mana program promo memiliki syarat dan ketentuan berlaku.

"Harga promo Rp14,4 juta itu harga resmi untuk pemberangkatan satu tahun ke depan. Dari surat dan ketentuan berlaku, mungkin mereka kurang membaca," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya