- Istimewa
VIVA.co.id - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengonsolidasikan kader dan pengurusnya untuk wilayah Bali dan Nusa Tenggara. Konsolidasi itu untuk persiapan menghadapi pilkada serentak tahun 2018 dan Pemilu 2019.
"Konsolidasi ini untuk menghadapi Pilkada serentak 2018 dan Pemilu 2019. Ada 101 pilkada dan 17 di antaranya adalah tingkat provinsi. Di Bali sendiri ada Pilgub (Pemilihan Gubernur) dan (pilkada) dua kabupaten," kata Sohibul di Kuta, Bali, Sabtu malam, 6 Mei 2017.
Menurutnya, pertemuan itu dibagi dalam dua segmen, yakni penguatan anggota DPRD dari PKS dan pematangan menghadapi pilkada serentak 2018 dan Pemilu 2019.
"Kita berharap mereka yang jadi anggota legislatif bisa berperan lebih optimal. Selain itu kami juga konsolidasi DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) dan DPD (Dewan Pimpinan Daerah) supaya mereka juga siap menghadapi 2018 dan 2019," ujarnya.
Bukan tanpa sebab PKS mengonsolidasikan diri. Sohibul menyebut ada target yang ingin dicapai pada pilkada serentak tahun 2018, yaitu perolehan suara sebesar 60 persen.
"Pada (pilkada serentak) tahun 2016, dari yang kami usung dan dukung bisa memenangkan 52 koma sekian persen. Pilkada serentak tahun 2017, 56 koma sekian persen, termasuk dengan kemenangan DKI kemarin (Anies Baswedan-Sandiaga Uno menang). Makanya pada Pilkada serentak tahun 2018 kita merencanakan bisa memenangkan 60 persen," katanya.
Itu sebabnya konsolidasi harus berjalan dengan baik dan benar. Perencanaan harus matang. Apalagi pada Pemilu 2019 mendatang, PKS menargetkan perolehan suara legislatif sebesar 12 persen.
"Dan nanti di tahun 2019, saya kira, PKS sesuai amanat Munas, legislatif kita mendapatkan dua digit secara spesifik 12 persen. Kita naik kelas dari papan tengah ke papan atas. Ini membutuhkan konsolidasi, mobilisasi semua potensi yang kita miliki," ujarnya.
