Sumber :
- VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok merasa tak terganggu adanya ribuan karangan bunga yang memadati halaman Balai Kota Jakarta. Masyarakat juga banyak yang hadir untuk bertemu langsung dengan Ahok di akhir-akhir masa tugasnya.
Menurut Ahok, meski belakangan situasi di kantornya sangat ramai, namun sejumlah pekerjaan tetap dilakukan. Walau harus melayani warga yang datang untuk menyampaikan keluhan atau sekadar meminta foto dan bersalaman.
Sejak dinyatakan kalah dalam hasil penghitungan sementara KPU DKI Jakarta dalam Pilkada DKI Jakarta, ratusan warga setiap harinya mendatangi Balai Kota untuk menunjukkan rasa simpatinya sebelum pasangan petahana ini meninggalkan tugasnya di Jakarta.
"Kami kerja saja. Orang mau tunggu silakan. Tidak bisa larang juga saya," kata Ahok, Kamis, 27 April 2017.
Namun Ahok menyesalkan, ada saja orang-orang yang menuding kedatangan warga dan kiriman karangan bunga sengaja diciptakan. Dalam pesan singkat yang beredar di media sosial, terdapat percakapan Ahok meminta 1.200 bunga sebagai bentuk apresiasi kinerja Pemerintah DKI di bawah kepemimpinan Ahok-Djarot.
Menurut Ahok, informasi yang beredar itu tak benar. Ahok pun tidak mengetahui motif pihak yang menyerangnya dengan dalih pengiriman karangan bunga. "Orang yang bikin itu, maunya apa dari gua, gitu loh? Tanya maunya dia apa bikin kayak gitu," kata Ahok.
Sementara itu, Kepala Biro Kerja Sama Luar Negeri dan Daerah DKI Jakarta Muhammad Mawardi mengatakan, hingga pagi ini karangan bunga yang diterima sudah sebanyak 2.600 buah. Kebanyakan dari warga yang mengirimkan pesan terima kasih kepada Ahok-Djarot selama memimpin Jakarta.
"Jumlah karangan bunga yang kami terima sudah sebanyak 2.600 buah. Jumlah ini terus bertambah," kata Mawardi. (ase)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Namun Ahok menyesalkan, ada saja orang-orang yang menuding kedatangan warga dan kiriman karangan bunga sengaja diciptakan. Dalam pesan singkat yang beredar di media sosial, terdapat percakapan Ahok meminta 1.200 bunga sebagai bentuk apresiasi kinerja Pemerintah DKI di bawah kepemimpinan Ahok-Djarot.