Ketua BPK Sebut Pemimpin Baru DKI Banyak 'PR'

Ketua BPK, Harry Azhar Azis
Sumber :
  • Chandra Gian Asmara/VIVA.co.id

VIVA.co.id – Ketua Badan Pemeriksa Keuangan, Harry Azhar Azis, pada hari ini, 19 April 2017 menggunakan hak suaranya untuk menentukan calon pemimpin DKI Jakarta lima tahun ke depan. Pencoblosan dilakukan di tempat pemungutan suara 01, Kelurahan Senayan, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. 

Alasan Deputi Penindakan KPK Sambut Ketua BPK saat Diperiksa

Dalam kesempatan itu, Harry menegaskan, ada pekerjaan rumah yang relatif besar akan menanti siapa pun yang terpilih menjadi pemimpin ibu kota. Salah satunya, bagaimana menciptakan suatu manajemen pembangunan pemerintahan yang disiplin dan bertanggung jawab.

"Nanti ujung-ujungnya, adalah (pemimpin) yang mampu mendatangkan kesejahteraan rakyat," ujar Harry, di Jakarta, Rabu 19 April 2017.

Anggota: Hasil Pemeriksaan BPK Sering Dipakai Peras Kepala Daerah

Harry berharap, pemimpin DKI Jakarta untuk lima tahun ke depan dapat patuh terhadap peraturan perundang-undangan yang telah dirancang. Beberapa pekerjaan rumah yang masih menanti calon pemimpin DKI, adalah bagaimana memberantas angka kemiskinan, pengangguran, hingga Indeks Pembangunan Manusia di ibu kota yang saat ini masih relatif lebih tinggi dari IPM secara nasional.

"Kemiskinan, katakanlah di angka 100. Lima tahun mendatang, setelah dia menjabat, (misalnya) jadi 150. Bertambah. Di mata saya, gagal," ujarnya.

Tak Cuma Rugikan Negara, BPK Cium Dampak Ekonomi dari Kasus Jiwasraya

Harry pun membantah beberapa stigma yang menyebutkan bahwa Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta Putaran Kedua seperti api dalam sekam. Bahkan, menurutnya, pelaksanaan di putaran kedua jauh lebih kondusif dibandingkan pelaksanaan di putaran pertama.

"Saya kira ini agak tenang. Orang banyak yang mengatakan, seperti api dalam sekam. Tidak betul. Ini aman dan damai," tuturnya.

Ketua BPK, Agung Firman Sampurna. (Foto dokumentasi)

Risiko Salah Urus Anggaran COVID-19, BPK: Korupsi Hingga Pemborosan

BPK menyatakan komitmennya untuk terus mengawal pelaksanaan anggaran penanganan COVID-19 karena banyak risiko

img_title
VIVA.co.id
11 Januari 2021