Tokoh Antikorupsi Berkumpul di Kediaman Anies, Ada Apa?

Tokoh-tokoh antikorupsi berkumpul di rumah Anies Baswedan
Sumber :
  • VIVA.co.id/Afra Augesti

VIVA.co.id – Calon gubernur DKI Jakarta nomer urut 3, Anies Rasyid Baswedan, pagi ini mengadakan pertemuan dengan sejumlah tokoh antikorupsi. Pertemuan ini berlangsung di kediamannya, Jalan Lebak Bulus Dalam II, Cilandak, Jakarta Selatan.

Isu Kaesang Maju Pilgub DKI, Demokrat Masih Lihat-lihat

Dalam pertemuan tersebut, turut hadir di antaranya dua mantan wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto dan Adnan Pandu Praja, mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Sudirman Said, serta Juru Bicara Anies-Sandi, Pandji Pragiwaksono.

Anies mengakui meski dirinya kerap melaporkan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam masa kampanye kepada Badan Pengawas Pemilihan Umum DKI Jakarta, namun pihak Bawaslu dinilainya belum menindaklanjuti laporan-laporan itu secara menyeluruh.

Gerindra Tak Ngotot Usung Kader Sendiri di Pilgub Jakarta

"Sebagian sudah dilaporkan tapi belum banyak yang follow up. Kita paham KPU tidak besar, tapi bukan berati penyimpangan-penyimpangan tersebut dibiarkan. Yang perlu direspon cepat adalah terkait dengan money politic. Bawaslu harus lebih responsif, tegas dan berani," katanya saat memberikan keterangan pers di kediamannya, Minggu 16 April 2017.

Menurut Anies, pertemuan ini lebih mendiskusikan tentang kebangsaan, yang mana berkaitan erat dengan pilkada putaran kedua pada 19 April 2017 nanti.

Pilih Anies atau Sahroni di Pilgub DKI 2024, Begini Jawaban Tak Terduga Surya Paloh

"Kami merasa (pilkada) perlu dapat perhatian, khususnya potensi-potensi pelanggaran atas politik uang. Dasar dalam beroperasi yaitu soal transaksi-transaksi yang sifatnya mengarah pada jual beli, transaksi-transaksi yang tidak patut. Semisal bagi-bagi sembako di lapangan dan tim kami sudah melaporkan kepada KPU," paparnya.

Sedangkan mantan komisioner KPK, Bambang Widjojanto menyebut, bagi-bagi sembako merupakan bagian dari politik uang dan praktik korupsi. "Politik uang salah satunya adalah bagi-bagi sembako, korupsi sama dengan bagi-bagi sembako,” katanya.

"Kalau hal-hal seperti ini terjadi agak masif di seluruh Jakarta, sebenarnya kita sedang mempertunjukkan satu situasi yang berlawanan dengan proses pilkada yang baik, benar dan berkualitas. Mudah-mudahan sebagian diakomodasi, dan pembiaran itu bisa direspon lembaga berwenang. Jika tidak, sempurnalah kejahatan sistematik," ujarnya berharap. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya