Pilkada DKI 2017

Kapolda Metro: Seluruh TPS Dijaga Polisi, TNI dan Satpol PP

Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Kapolda Metro Jaya, Irjen M Iriawan.
Sumber :
  • Bayu Nugraha

VIVA.co.id – Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Polisi Mochammad Iriawan, memerintahkan seluruh perwira menengah kepolisian untuk tidak mengeluh, ketika ditugaskan untuk mengawal proses pemungutan suara putaran kedua Pilkada DKI 2017 di tempat pemungutan suara (TPS).

Ogah Usung Anies di Pilgub Jakarta, Gerindra: Kita Punya Jagoan Lebih Muda dan Fresh

Menurut Iriawan, kehadiran perwira menengah di TPS pada hari pemungutan suara, Rabu, 19 April 2017, sangat penting. Karena masyarakat sangat membutuhkan bantuan aparat kepolisian.

"Saya minta seluruh pamen yang ada di sini yang terlibat, jangan membeda-bedakan, 'kok saya pamen tapi ditempatkan di TPS', saya juga nanti di sana. Saya mendengar kenapa pamen ada di TPS, sama semua, kita polisi," ujar Iriawan di Markas Polda Metro Jaya.

Gerindra Siapkan Kader Internal yang Potensial Menang di Pilkada Jakarta

Selain polisi, menurut Iriawan. personel dari TNI juga akan turun menjaga TPS. Akan ada lebih dari 10 ribu personel gabungan yang nantinya akan menjaga tiap TPS di Jakarta.

Pada tiap TPS nanti, lanjut Iriawan, akan ada satu personel polisi, TNI, juga Satpol PP yang berjaga. Untuk TPS yang dianggap rawan, jumlah pengamanannya tentu akan berbeda. 

KPU DKI Sudah Antisipasi Banjir saat Proses Pemungutan Suara Pilgub 2024

"Di mana adanya rasa terpaksa, terintimidasi, dan tertekan, dari semua yang menyampaikan, dari pasangan dua dan tiga. Kita berkewajiban menjaga itu," kata Iriawan.

Sementara itu, menurut Wakil Kapolda Metro Jaya, Brigjen Pol Suntana, akan ada pula pasukan yang disebut sebagai pasukan pemukul pada tiap wilayah. Pasukan ini bertugas jika terjadi masalah di TPS-TPS. Pasukan itu terdiri dari satu pleton dan akan dipimpin seorang perwira menengah.

"Selain ada di beberapa TPS, polisi bekerjasama dengan teman-teman dari TNI itu akan menempatkan beberapa personel pasukan pemukul. Nanti kami tempatkan di beberapa tempat, satu regu, satu pleton, sehingga apabila ada kejadian di TPS, pasukan ini yang akan bertanggung jawab mengambil tindakan, dan ini akan dipimpin seorang perwira menengah," kata Suntana.

Dalam kesempatan itu, Suntana juga mengingatkan agar tidak perlu dilakukan gerakan Tamasya Al-Maidah yang disebut-sebut akan dilakukan pada hari pencoblosan putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017 nanti. Tamasya Al-Maidah disebut merupakan rencana mobilisasi massa dari berbagai daerah mendatangi Jakarta saat pemungutan suara putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017 dilangsungkan.

Suntana meminta masyarakat untuk mempercayakan masalah pengamanan pada hari pemungutan suara pada aparat yang ada. Apalagi itu semua sudah menjadi tanggung jawab kepolisian bersama dengan aparat gabungan yang lain.

"Jadi menurut saya tidak perlu Tamasya Al-Maidah, yang nantinya bisa dapat provokasi, dan dipersepsikan mengintimidasi para pemilih untuk melaksanakan hak pilihnya," ujarnya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya