Video Kampanye Ahok-Djarot Dianggap Lecehkan Jokowi

Ahok dan Djarot saat debat kandidat.
Sumber :
  • VIVA.co.id/M. Ali. Wafa

VIVA.co.id - Perkumpulan Indo Digital Volunteer berencana melaporkan satu video iklan kampanye calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, kepada Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Sebabnya ialah video bertema keberagaman itu dianggap melecehkan Presiden Joko Widodo karena tidak mampu menjaga stabilitas nasional.

Mahfud MD Bicara Pentingnya Jaga Demokrasi agar Terhindar dari Kediktatoran

Ketua Perkumpulan Indo Digital Volunteer, Anthony Leong, menyebut “video ini parah” karena menggambarkan seolah Presiden Joko Widodo “tidak mampu menjaga keamanan dan stabilitas politik”.

Menurut dia, kampanye yang digaungkan itu bukan lagi soal keberagaman, tetapi pelecehan terhadap masyarakat yang dianggap selalu punya watak kekerasan.

Sinyal Anies Maju Pilkada DKI 2024, PKS: Kalau Memang Cocok, Why Not?

“Pelecehan terhadap akal sehat kita sebagai manusia biasa dan pelecehan terhadap sistem demokrasi Indonesia," kata Anthony dalam keterangan tertulis yang diterima VIVA.co.id pada Senin, 10 April 2017.

Video yang diunggah di kanal resmi media sosial Ahok itu menggunakan tagar #BeragamItuBasukiDjarot https://twitter.com/basuki_btp/status/850755533996908544 sudah di-retweet ribuan kali. Anthony menyebut video itu bukan lagi momentum yang tepat, karena keberagaman Indonesia sebuah fakta yang memang melekat.

Ogah Usung Anies di Pilgub Jakarta, Gerindra: Kita Punya Jagoan Lebih Muda dan Fresh

"Keberagaman itu sudah fakta, tidak perlu terus dilontarkan. Ini seakan-akan Jakarta belum siap menerima keberagaman. Saya sendiri sangat tidak terima dengan iklan video tersebut. Kami lagi mengkaji dan mempersiapkan laporan ini ke KPI," ujar pakar digital marketing itu.

Video itu, kata Anthony, sebagai hal yang kontradiktif karena Ahok selama ini mengumbar kedamaian, kebhinnekaan dan Pancasila, justru menampilkan berbagai visual yang mencekam. "Dalam perspektif pesan komunikasi, visual-visual, dan gambar itu mengirim sebuah makna teror," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya