Polri Harus Jelaskan Penangkapan Sekjen FUI Saat Aksi 313

Sekjen Forum Umat Islam, Muhammad Al-Khattath, saat menjalani pemeriksaan polisi, 31 Maret 2017.
Sumber :
  • istimewa

VIVA.co.id – Penangkapan yang dilakukan jajaran Polda Metro Jaya terhadap lima tokoh yang akan memimpin Aksi Bela Islam atau Aksi 313 cukup mengagetkan.

Polisi Ungkap Motif TikToker Galih Loss Buat Konten Diduga Menistakan Agama

Indonesian Police Watch (IPW) menilai penangkapan tersebut sebuah tindakan arogan Kepolisian yang membingungkan publik. Apalagi alasan penangkapan itu disebut polisi bahwa mereka-mereka yang ditangkap akan melakukan aksi makar.

Ketua Presidium IPW Neta S Pane mendesak polisi agar menjelaskan secara transparan aksi makar seperti apa yang akan mereka lakukan. Sebab, beberapa waktu lalu Polda Metro Jaya juga sudah menangkap sejumlah tokoh kelompok nasionalis dengan tuduhan makar.

TikToker Galih Loss Resmi Ditahan, Terancam Hukuman Penjara 6 Tahun

"Sekarang polisi kembali menangkap sejumlah tokoh Islam dengan tuduhan makar. Jika mengikuti pola pikir Polda Metro ini, berarti ada dua kelompok yang hendak melakukan makar yakni kelompok nasionalis dan kelompok agama," kata Neta, Jumat, 31 Maret 2017.

Akan tetapi, Neta menambahkan penangkapan dan tuduhan terasa aneh, sebab saat ini TNI tenang saja dan BIN tidak memberi sinyal bahwa negara dalam keadaan gawat dengan adanya kelompok nasionalis dan agama yang hendak melakukan makar.

Usai Ditangkap Polisi, TikToker Galih Loss Minta Maaf, Janji Tak Buat Konten Serupa

"Anehnya lagi, hingga kini para tokoh nasionalis yang pernah ditangkap dengan tuduhan makar tidak jelas keberadaan kasusnya. Bahkan BAP (Berita Acara Pemeriksaan) mereka cenderung ditelan bumi karena BAP itu tak pernah dilimpahkan ke Kejaksaan," katanya.

Selain itu, polisi harus menjelaskan secara transparan bagaimana nasib BAP kasus makar terhadap tokoh nasionalis itu dan bagaimana nasib BAP tokoh Islam yang dituduh makar dan sudah ditangkapi itu nantinya.

"Sebab apa yang dilakukan Polda Metro Jaya akhir-akhir ini sangat membingungkan," ucapnya.

Dengan adanya penjelasan tersebut, ia menuturkan hal itu untuk membantah adanya anggapan polisi berpihak ke salah satu calon gubernur DKI Jakarta.

"Ada apa dengan polisi. Jangan sampai polisi dituduh memihak salah satu calon gubernur Jakarta dan hanya karena ada pihak tertentu yang mendemo calon gubernur itu. Polisi langsung main tangkap dengan tuduhan makar," ujarnya.

Karena itu, IPW mendesak polisi segera melimpahkan BAP kasus makar sebelumnya agar bisa dituntaskan dan dibuktikan di pengadilan, apakah tuduhan polisi terhadap mereka benar sesuai faktanya atau hanya reka-rekaan polisi untuk melakukan kriminalisasi tokoh-tokoh kritis dan sekaligus berpihak pada cagub tertentu.

Seperti diketahui, menjelang aksi 313 ada beberapa aktivis yang ditangkap. Selain Al-Khaththath, ada aktivis Zainuddin Arsyad, dan Panglima Forum Syuhada Indonesia (FSI) Diko Nugraha, dan Andry.

Upaya penggembosan aksi 313

Penangkapan Sekretaris Jenderal Forum Umat Islam KH Muhammad Al-Khattath menjadi salah satu poin yang dikecam oleh massa aksi di kawasan Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, hari ini.
 
Salah seorang peserta aksi bernama Imam Hadi (34), yang datang bersama rombongannya dari wilayah Tanah Abang, Jakarta Pusat, menganggap langkah polisi dengan menangkap Al-Khattath pada malam sebelum aksi dilakukan, merupakan upaya penggembosan aparat terhadap Aksi 313.
 
"Iya, itu jelas (upaya penggembosan). Karena pihak Kepolisian ketakutan terhadap Ustadz Al Khattath yang dianggap sebagai pimpinan massa aksi. Sama seperti ketakutan mereka ke Habib Rizieq yang menggerakkan aksi 212 kemarin," kata Hadi.
 
Karena itu, Hadi berharap agar pihak Kepolisian bisa bersikap adil dan segera membebaskan Muhammad Al-Khattath, malam ini juga. Sebab, menurutnya, tidak ada hal yang perlu terlalu dikhawatirkan dari aksi 313,  karena polisi telah menyaksikan beberapa aksi serupa sebelumnya dan berjalan damai tanpa ada kerusuhan.
 
"Kalau menurut saya sih memang harus dibebaskan. Karena enggak jelas tujuannya apa (menangkap Muhammad Al Khattath). Sedangkan selama ini umat Islam melakukan aksi enggak pernah ada kerusuhan. Aksi damai semua kok," ujarnya.
 
Pantauan VIVA.co.id, hingga pukul 17.00 WIB ini peserta aksi masih bertahan di sekeliling Patung Kuda, tepat di air mancur depan Gedung Indosat. Namun, mereka juga terlihat mulai membentuk barikade untuk berjalan long march ke arah Bundaran HI, untuk kemudian menyudahi aksinya. (ase)
 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya