Anies: Ada Yang Panik, Penonton Sabar Saja

Calon gubernur DKI Anies Baswedan
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Raudhatul Zannah

VIVA.co.id – Calon gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan menganalogikan bahwa pertarungan dalam Pilkada DKI sama seperti permaian sepak bola.  Juga soal adanya kecurangan-kecurangan yang terjadi, khususnya saat babak pertama.

SBY Sebut Kultur Politik Tanah Air Berubah Sejak Pilkada DKI 2017
Karena itu, ia mengimbau agar para relawan dan simpatisan, juga tim pemenangan Anies-Sandi, bersabar dan semakin optimis dalam menjalani pertandingan dalam proses Pilkada DKI Jakarta putaran kedua. 
 
SBY Sindir Kejanggalan Pilkada DKI 2017
"Kalau pertandingan sepak bola, kalau pemain masih menendang dan mengejar bola dia masih optimis menang. Tapi kalau sudah nendang kaki lawan, sedang bermain kasar, tandanya kepanikan mucul. Kita jadi penonton, sabar saja," kata Anies di Jalan Lebak Bulus Dalam 2, Jakarta Selatan, Senin 20 Maret 2017.
 
Pilpres 2019 Diharapkan Tak Seperti Pilkada DKI, Marak Hoax
Namun begitu, pria kelahiran Kuningan, Jawa Barat ini yakin bahwa Pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua bisa mengantarkan Anies-Sandi pada kemenangan. Ia juga akan menunjukkan bahwa kemenangannya bersih tanpa ada fitnah-fitnah.
 
Sebelumnya, Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno curiga, salah satu pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI yang merupakan saingannya di ajang Pemilihan Kepala Daerah  DKI 2017 telah meraih kemenangan tak wajar pada putaran pertama Pilkada.
 
Pasangan dari calon Gubernur DKI Anies Baswedan ini enggan menyebut secara gamblang paslon mana yang ia maksud. Namun menurut Sandi, kemenangan paslon itu tak wajar karena nyaris absolut. Di 489 Tempat Pemungutan Suara (TPS), angka perolehan suara paslon itu ada di kisaran 96 sampai 97 persen. Sementara angka perolehan suaranya bersama Anies, serta paslon lainnya, menurut Sandi bila dijumlahkan rata-rata hanya mencapai di bawah empat persen.
 
"Kemenangan salah satu paslon itu di atas 97 persen, yang sangat anomali dalam demokrasi mana pun. Kalau 70, 65 (persen), sangat wajar. Tetapi, dimana sekitar 96 persen tercapai dan Mas Agus dan Mpok Sylvi di bawah empat persen dengan kami, itu kami sebut sebagai titik anomali," ujar Sandi di Yayasan An Najah, Petukangan Selatan, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Sabtu, 18 Maret 2017.
 
 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya