Muslim Tolak Salatkan Jenazah, Dosa Ditanggung Sekampung

Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Pilkada serentak di DKI Jakarta, menimbulkan banyak persoalan. Salah satunya, ada kelompok masyarakat tertentu yang enggan memandikan dan mensalatkan jenazah yang mendukung salah satu pasangan calon tertentu. Alasannya, dianggap munafik.

Imam Besar Masjid Istiqlal: Corona Bukan Azab Jangan Dipolitisir

Menyikapi itu, Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar mengatakan, tidak boleh seorang muslim menolak mensalati. Apalagi, jenazah itu adalah saudara sesama muslim. Menurutnya, apabila seseorang sudah bersyahadat (masuk Islam), tidak perlu dipertentangkan lagi untuk mengurus jenazahnya ketika orang tersebut wafat. Sebab, mensalati jenazah sesama muslim wajib hukumnya.

"Berdosa massal suatu kampung atau suatu daerah manakala ada orang yang tidak mensalati jenazah," ujar Nasaruddin, di Istana Negara, Jakarta, Senin 13 Maret 2017.

SBY Sebut Kultur Politik Tanah Air Berubah Sejak Pilkada DKI 2017

Mantan Wakil Menteri Agama itu mengakui, memang ada kontroversi dalam memaknai pengertian seorang munafik, seperti yang ada dalam Alquran Surah At-Taubah. Dimana diceritakan seorang munafik bernama Abdullah bin Ubay. Kemunafikan Abdullah bin Ubay ini, kata Nasaruddin, bahkan ada ayat tertentu yang diturunkan kepadanya karena sifatnya seperti itu.

Namun Nasaruddin yakin, kalau memang tidak ada niat untuk seseorang menjadi munafik maka tidak menjadi persoalan untuk disalatkan. "Aliran politik apapun itu tidak mengganggu orang untuk disalati. Yang penting orang itu muslim betul," ujar dia.

Imam Besar Masjid Istiqlal: Indonesia adalah Satu Bangsa

Nasaruddin mengimbau kepada masyarakat, agar tetap mensalatkan jenazah tersebut. Walau dalam politik, berbeda pilihan. Menurutnya dosa besar bagi kaum tertentu, kalau menolak melakukan itu. "Berdosa suatu massal. Kalau ada orang yang hanyut di sungai tidak ada yang mendamparkan, maka kita berdosa semua kampung yang dilewati itu," ujarnya menjelaskan.

Tak Paham Agama

Senada, Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan juga menegaskan bahwa hukum mensalati jenazah adalah wajib bagi sesama Muslim. Karenanya, mensalatkan jenazah tak boleh ditolak. "Tidak boleh nolak-nolak itu, orang enggak ngerti agama itu nolak-nolak begitu," kata Zulkifli di kompleks parlemen, Jakarta, Senin 13 Maret 2017.

Ketua Umum Partai Amanat Nasional itu mengaku siap mensalatkan jenazah warga yang meninggal meski berbeda pilihan politik dengan dirinya. "Enggak boleh terjadi di negeri Pancasila. Kalau enggak, saya yang datang, saya salatkan kalau betul. Enggak boleh nolak. Itu fardhu kifayah, harus," ujarnya menegaskan.

Menurut Zulkifli, pendapat dan pilihan politik masyarakat harus dihormati tanpa membeda-bedakannya. Soal urusan perilaku semasa hidupnya, ia menyerahkan hal tersebut kepada Tuhan Yang Maha Esa.

"Nanti orang itu masuk surga atau enggak biar Allah yang menentukan jangan kita. Kita hormati apapun pendapat orang.” (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya