Djarot: Pancasila Tidak Lahir Secara Prematur

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Eduard Ambarita

VIVA.co.id – Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta petahana, Djarot Saiful Hidayat, menegaskan pentingnya Pancasila sebagai dasar negara sekaligus menjadi identitas bangsa Indonesia.

Dewan Profesor Universitas Brawijaya Minta Pemerintah Tidak Mencederai Demokrasi

Hal ini disampaikan dalam orasi Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan TNI-Polri Indonesia (FKPPI) di Jakarta Convention Center, Sabtu, 11 Maret 2017.

"Sejak awal dirumuskan, Pancasila telah menjadi suatu titik temu dan pijakan bangsa. Pancasila juga tak bisa dipisahkan dari sejarah bangsa Indonesia yang majemuk serta Berbhinneka Tunggal Ika. Pancasila berperan sebagai pemersatu suku bangsa di Indonesia," kata Djarot.

Wamenaker: Tanamkan Hubungan Industrial yang Dilandasi Pancasila

Ia juga mengungkapkan bahwa sejak lahir pada 1 Juni 1945, penetapan Pancasila sebagai dasar negara telah melalui proses perdebatan dan perbicangan yang sangat panjang. Sehingga bisa mewakili Indonesia yang terdiri dari suku bangsa, agama dan masyarakatnya yang majemuk.

"Pancasila tidak lahir secara prematur, melainkan melalui proses panjang, baik itu melalui perbincangan maupun perdebatan panjang. Oleh karena itu sudah menjadi kewajiban kita untuk menjaga Pancasila sebagai dasar negara dan identitas bangsa Indonesia," tegas Djarot, yang menjabat sebagai Dewan Penasihat FKPPI DKI Jakarta ini.

Silaturahmi dengan 600 Pendeta, Prabowo Cerita Asal Usul Nama Padepokan Garuda Yaksa

Ia pun mengajak seluruh anggota FKPPI di setiap daerah berada di garis terdepan untuk mengaktualisasi dan menjaga keberadaan Pancasila, dari segala bentuk ancaman yang mengancam keutuhan bangsa Indonesia.

"Jakarta adalah miniatur Indonesia, di mana ada beberapa golongan kepentingan, kekuatan, kelas ekonomi, suku bangsa maupun agama di dalamnya. Sejak dulu juga Jakarta telah menerapkan ideologi Pancasila secara utuh. Untuk itu perlu kita jaga hal ini," tegasnya. (one)

Ilustrasi korban pelecehan seksual.

Rektor Universitas Pancasila Dinonaktifkan Buntut Dugaan Kasus Pelecehan Seksual

Rektor Universitas Pancasila berinisial ETH resmi dinonaktifkan buntut dugaan kasus pelecehan seksual terhadap pegawainya.

img_title
VIVA.co.id
27 Februari 2024