LSI: 3 Hal Ini Bisa Buat Ahok-Djarot Menangkan Pilkada

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Djarot Saiful Hidayat.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id – Dalam hasil survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Denny JA menyebutkan, sebanyak 49,7 persen responden memilih Anies Baswedan-Sandiaga Uno dan 40,5 persen memilih Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Syaiful Hidayat. Sementara pemilih yang belum menentukan sebanyak 9,8 persen dan margin of error sekitar 4,8 persen.

Isu Kaesang Maju Pilgub DKI, Demokrat Masih Lihat-lihat

Peneliti senior LSI, Adjie Alfaraaby menyampaikan, meskipun data dari hasil survei yang dilakukan dari tanggal 23 Februari sampai 3 Maret 2017 menunjukkan, pasangan petahana Ahok-Djarot kalah elektabilitas dibandingkan Anies-Sandi, namun pasangan Ahok-Djarot menunjukkan tren positif.

"Tren positif ini bisa dioptimalkan oleh pasangan petahana Ahok-Djarot sebagai penentu kemenangan di putaran kedua Pilkada DKI Jakarta," ujar Adjie di kantor LSI, Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa, 7 Maret 2017

Gerindra Tak Ngotot Usung Kader Sendiri di Pilgub Jakarta

Menurut Adjie, setidaknya ada tiga faktor yang membuat tren positif pasangan Ahok-Djarot. Faktor pertama yakni tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Ahok masih cukup tinggi. Meski tidak mendukung Ahok, lanjut Adjie, banyak responden yang menyatakan cukup puas dengan apa yang telah diperbuat Ahok selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

"Yang puas terhadap kinerja Ahok ini 73,5 persen suara. Hanya 25,2 persen saja yang mengaku tidak puas," ujarnya.

Pilih Anies atau Sahroni di Pilgub DKI 2024, Begini Jawaban Tak Terduga Surya Paloh

Adjie menjelaskan, apabila bercermin dengan hasil survei-survei LSI sebelumnya, setiap pasangan petahana yang mendapatkan tingkat kepuasan publik di atas 70 persen terhadap kinerja mereka, umumnya menang dan kembali menjabat dalam pemilihan selanjutnya.

"Contohnya ada beberapa nama, salah satunya Tri Risma Harini yang kembali menjabat sebagai Wali Kota Surabaya," kata Adjie.

Faktor kedua, lanjut Adjie, masyarakat pemilih muslim yang menilai Ahok tidak menistakan agama Islam masih konsisten dan kuat untuk mendukung Mantan Bupati Belitung Timur tersebut.

"Di pemilih muslim yang menilai Ahok tidak menistakan agama Islam terkait surat Al Maidah ayat 51, sebesar 81,70 persen menyatakan masih mendukung Ahok-Djarot. Hanya 15,90 persen saja yang mengalihkan dukungan ke Anies-Sandi," ujarnya.

Faktor yang terakhir, menurut Adjie yaitu di antara semua ormas (organisasi masyarakat) Islam, dukungan Ahok terkuat di pemilih muslim berbasis Nadhlatul Ulama (NU). Meski belum mayoritas, namun dukungan warga NU kepada Ahok terbesar dibandingkan ke pasangan lainnya.

"NU sendiri ormas terbesar dengan jumlah pemilih di DKI Jakarta sebesar 30 persen. Artinya, dukungan pemilih NU cukup menentukan karena populasinya terbesar dibandingkan ormas Isam lain," ucapnya menjelaskan.

Lebih lanjut, ia mengatakan, apabila ketiga tren positif ini terus dipertahankan atau bahkan ditingkatkan oleh pasangan petahana Ahok-Djarot, hal itu bisa membuat efek elektoral pasangan bernomor urut dua tersebut bisa kembali meminpin ibu kota.

"Ini termasuk good news (berita bagus) bagi pasangan Ahok-Djarot, yang apabila dioptimalkan bisa jadi penentu kemenangan mereka," ujarnya. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya