Djarot: Jangan karena Pilkada Timbul Perpecahan

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, saat menyambangi Masjid Al-Waqfiyah, 24 Februari 2017.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Eduward Ambarita

VIVA.co.id – Foto spanduk bertuliskan "Masjid Ini Tidak Mensholatkan Jenazah Pendukung dan Pembela Penista Agama" sempat menjadi viral di media sosial beberapa hari lalu. Menanggapi hal itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, mengatakan bahwa sikap berlebihan seperti itu tidak baik.

Isu Kaesang Maju Pilgub DKI, Demokrat Masih Lihat-lihat

"Itu tidak baik. Sesuatu yang berlebihan seperti itu tak baik. Kebencian dan dendam kepada seseorang yang berlebihan itu tidak baik. Kan tujuannya ke Pak Basuki toh?," kata Djarot usai menghadiri acara ulang tahun Pospera Tuna Rungu di kawasan Jakarta Timur, Minggu 26 Februari 2017.

Mantan Wali Kota Blitar ini menilai bahwa adanya spanduk itu tak akan mempan untuk memancing pihaknya menjadi marah. Namun Djarot mensinyalir spanduk itu berkaitan dengan adanya momentum Pilkada DKI Jakarta saat ini.

Gerindra Tak Ngotot Usung Kader Sendiri di Pilgub Jakarta

"Pasti dong (kaitan dengan Pilkada). Saya enggak tau  (siapa). Itu saya lihat tulisannya penista agama dan pendukung. Pendukung penista agama, pendukung pembela penista agama. Kan gitu ya. Menurut saya seperti itu, tapi saya enggak tahu prinsipnya seperti apa," ujarnya.

Sasaran ke Ahok

Pilih Anies atau Sahroni di Pilgub DKI 2024, Begini Jawaban Tak Terduga Surya Paloh

Spanduk itu tak tertulis nama siapa pun yang dimaksud. Namun, Djarot menduga hal itu ditujukan untuk pasangannya Basuki Tjahaja Purnama. 

"Maksudnya Pak Basuki kan sebetulnya. Tidak ditulis aja untuk Pak Basuki. Oleh karena itu tolonglah jaga persatuan diantara kita. Janganlah demi kekuasaan Pilkada kemudian timbul berbagai macam perpecahan ya. Justru yang kita penting kan diantara kita saling menghormati hak dan pilihan masing masing tanpa ada upaya untuk menakut nakuti menggertak dan sebagainya," tutur Djarot.

Djarot menambahkan, jika ada yang tidak setuju dengan Basuki dan dirinya kembali untuk memimpin DKI cukup dengan mengambil sikap saat pencoblosan di bilik suara.

"Enggak setuju enggak apa apa. saat di bilik suara tentukan pilihannya. Supaya apa. Supaya Jakarta itu damai . Tapi enggak apa-apa kami selalu sabar dan tawakal," ucapnya.  Djarot mengaku tetap sabar dan tawakal kendati diserang seperti itu.

"Tetap selalu sabar, orang tua saya memberikan penanaman nilai nilai Islam itu penuh dengan kesabaran dan tawakal. Dan kita sadar tawakal itu buka hati kita seperti samudera yang bisa menerima apapun juga  caci maki hinaan. Yang tidak mengenakkan terima saja dengan  penuh sabar dan tawakal," katanya. (ren)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya