- REUTERS/Ahmed Jadallah
VIVA.co.id – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana memberangkatkan takmir masjid untuk beribadah umrah. Hal itu memperluas kebijakan yang dilakukan sebelumnya, dengan memberangkatkan marbut tiap tahun ke tanah suci umat Islam tersebut.
"Jangan hanya marbutnya saja dong, tapi takmir masjid. Takmir masjid kan macam-macam, ada muadzin, imam salat, majelis taklim dan ada guru ngaji. Itu juga dimasukkan dong," kata Wakil Gubernur Djarot Syaiful Hidayat di Masjid Al-Waqfiyah, Jakarta Pusat, Jumat, 24 Februari 2017.
Kesempatan itu, kata Djarot, akan menambah kuota bagi pengurus masjid yang sebelumnya dibatasi 60 orang tiap tahunnya oleh Pemprov DKI. "Dengan begitu marbut tetap, tapi takmir masjid juga diberikan kesempatan sehingga kita tambah menjadi 200 setiap tahun," ujarnya.
Penambahan juga akan mengubah sistem sebelumnya yang menerapkan sistem undian. Djarot mengatakan, sistem undian itu dianggap tak adil lantaran tak mengapresiasi pengurus masjid yang sudah mengabdi selama puluhan tahun.
"Justru yang kita inginkan adalah marbut dan takmir masjid yang lama mengelola masjid untuk mendapatkan kesempatan terutama yang sepuh-sepuh. Sehingga tidak terjadi lagi marbut baru-baru itu yang dapat. Kalau pakai undian kan semua punya kesempatan sama," ujarnya.
Seperti diketahui, tiap tahunnya Pemprov DKI menaikkan jumlah marbut untuk berangkat umrah. Seperti di tahun 2015, DKI memberangkatkan sebanyak 40 orang dan di tahun 2016 bertambah sebanyak 60 orang.
Kuota umrah itu, sempat juga dilontarkan Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Sumarsono. Ia mengatakan, di tahun 2017, DKI akan menambah kuota umrah tidak hanya bagi marbut tapi bagi ulama dan mahasiswa kader lanjutan yang belajar agama Islam di Majelis Ulama Indonesia.
"Nah ini kan ribuan marbot, sementara yang ada 60 orang setiap tahun. Bisa bayangkan sampai tahun berapa selesai maka diperbanyak. Kalau tidak sampai dua kali lipat, sampai 100 (lebih) lah tahun 2017," kata Sumarsono, Senin 23 Januari 2017.