- VIVA.co.id / Fajar GM
VIVA.co.id – Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, yakin program penanganan masalah banjir yang sedang dijalankan Pemerintah Provinsi DKI adalah satu-satunya cara yang benar untuk menangani musibah yang rutin terjadi di Jakarta.
Program itu, antara lain, normalisasi kali, pembangunan waduk, hingga pembangunan rumah-rumah pompa. Menurut Ahok, sapaan akrab Basuki, program ini mengacu kepada program serupa yang dilaksanakan oleh pemerintah Belanda. Seperti Jakarta, banyak kota di Belanda yang posisinya ada di bawah permukaan air laut. Kota-kota di sana rentan digenangi banjir, baik yang berasal dari daratan, maupun dari laut (rob).
"Saya bingung kalau kamu bilang ada cara (menangani masalah banjir) di luar normalisasi, bikin waduk, tanggul, pompa di Jakarta. Saya bingung," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Rabu 22 Februari 2017.
Lagipula, menurut Ahok, program yang ia laksanakan, sejatinya adalah program yang sama yang pelaksanaannya dimulai oleh Gubernur DKI sebelumnya. Ahok mencontohkan normalisasi bantaran Waduk Pluit yang dilaksanakan dengan menertibkan hunian liar di sana pada 2013, saat Joko Widodo masih menjadi Gubernur DKI.
Pelaksanaannya merupakan tindak lanjut dari proyek pembangunan penampungan limpahan air saat Pemerintah Provinsi DKI dipimpin Gubernur DKI Ali Sadikin, antara 1966 - 1977. Kawasan bantarannya, memang harus steril dari bangunan supaya limpahan air tertampung dalam volume yang optimal.
"Dari (masa kepemimpinan) Pak Ali Sadikin juga ada program menangani banjir, termasuk Waduk Pluit, tahun 1973. Belum lahir kalian (wartawan). Tahun 1973, udah punya desainnya (rencana program penanganan banjir di Jakarta) semua," ujar Ahok. (ren)