Polri Antisipasi Kerawanan Hasil Pilkada DKI dan Banten

Kapolda Papua Irjen Pol Boy Rafli Amar.
Sumber :
  • Viva.co.id/Eduward Ambarita

VIVA.co.id – Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, pemilihan kepala daerah Provinsi Banten dan Jakarta adalah dua pilkada kategori rawan pada pilkada serentak 2017.

Demokrat Lawan Keluarga Ratu Atut di Pilkada Banten

"Dua-duanya rawan," kata Boy di Mapolres Metro Tangerang Kota, Kamis, 16 Februari 2017.

Boy pun menjelaskan, kerawanan Pilkada DKI dikarenakan kemungkinan akan diselenggarakan putaran kedua. Lantaran dari hasil hitung cepat tidak ada pasangan calon cagub dan cawagub yang mencapai suara lebih dari 50 persen.

Golkar Ngotot Ajukan Kader Internal di Pilgub Jakarta 2024

"Kalau DKI akan masuk putaran kedua. Jadi masih ada tugas satu lagi, yaitu putaran kedua yang mudah-mudahan dilaksanakan pada Maret hingga April," kata Boy.

Untuk pilkada Banten, Boy pun menuturkan, ada perbedaan lantaran dalam pilkada Banten hanya diikuti dua pasangan calon.

Disebut Mau Ikut Pilkada Lagi, Rano Karno: Saya Tegaskan Tidak

"Bedanya Banten bisa ditentukan pada putaran pertama siapa pemenangnya, karena hanya ada dua paslon. Dengan catatan tidak melihat ada sengketa dan ini melihat secara normal," katanya.

Namun, antisipasi kerawanan terjadi lantaran dari hasil hitung dua paslon pilkada Banten mendapatkan suara yang berbeda tipis.

"Makanya Pak Kapolri hadir mencermati secara khusus bahwa ada potensi kerawanan yang harus diantisipasi dengan baik oleh aparat keamanan," ujar Boy.

Hari ini, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian bersama kapolda Metro Jaya, pangdam Jaya, dan kapolda Banten melakukan pertemuan di Mapolres Metro Tangerang Kota untuk mendiskusikan potensi kerawanan di pilkada Banten.

"Pertemuan ini untuk secara seksama memperhatikan dinamika yang terjadi di lapangan. Penghitungan dari TPS, PPS, PPK, ini menjadi sebuah hal yang sangat penting agar tidak terjadi penyimpangan. Karena kata kuncinya semua pemangku kepentingan harus bekerja dengan baik, netral, dan objektif dalam melakukan tugasnya," ujarnya.

Menurut Boy, penghitungan suara akan sangat krusial karena perbedaan tipis. Untuk itu, dia menuturkan, perlu kehati-hatian dalam pengelolaan agar tidak terjadi hal-hal yang menimbulkan saling curiga.

Ia juga meminta kepada para tokoh-tokoh di Banten agar dapat mengedepankan semangat dalam proses pengawalan penghitungan suara dengan semangat kebersamaan.

"Kita tidak ingin berdampak pada hal yang tidak baik. Itu harapan yang dilakukan dalam koordinasi ini," kata Boy.

Tak hanya itu, Boy juga mengimbau setiap pendukung masing-masing paslon agar tidak larut dalam euforia hasil hitung cepat dan menunggu hasil resmi penghitungan KPU.

"Nah, itu diimbau untuk tidak melakukan hal-hal yang berlebihan dan bisa menimbulkan hal-hal yang bersifat provokasi," ujarnya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya