Penyebab Banjir Bukit Duri Versi BPBD DKI

Foto aerial permukiman warga di pinggir Kali Ciliwung, Bukit Duri, Jakarta Selatan.
Sumber :
  • ANTARA/Rivan Awal Lingga

VIVA.co.id – Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta,  Husein Murad, menuturkan kronologi banjir di wilayah Bukit Duri, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. Ia mengatakan air mulai menggenangi kawasan tersebut sejak Kamis 16 Februari 2017 dini hari tadi.

40 RT dan 5 Ruas Jalan Jakarta Masih Terendam Banjir

"Mulai jam 01.00 dini hari banjir, pas 9 jam setelah Katulampa siaga II," kata Husein di lokasi banjir.

Husein mengatakan, ketinggian air di Bukit Duri mencapai 80 sentimeter hingga 1 meter. Kata Husein, ketika ketinggian air di Katulampa memasuki status siaga III atau waspada, sebagian besar warga yang sudah terbiasa dengan banjir di musim hujan, telah bersiaga dan bersiap untuk mengungsi.

Petugas Gabungan Pasang Bronjong di Tanggul Jebol Kali Hek Kramat Jati

"Sudah ada peringatan. Sampai dengan warga mereka tadi jelaskan kenapa ada mobil terjebak di situ. Ternyata mobil itu bukan mobil warga sini jadi dia enggak tahu. Mereka cari-cari enggak tahu siapa yang punya," ujar Husein.

Menurut Husein, banjir yang menggenangi rumah warga di sejumlah wilayah rukun tetangga (RT) di wilayah Bukit Duri, disebabkan intensitas hujan yang cukup tinggi, sehingga air dari hulu yaitu di Bendungan Katulampa meningkat.

28 RT di Jakarta Terendam Banjir, Hek Kramat Jati Mulai Surut

"Nah ini menyebabkan aliran Ciliwung meluap sehingga wilayah yang di Ciliwung yang belum dinormalisasi seperti ini. Ini mulai dari Cawang, Cililitan, Bidara Cina, Kampung Melayu sebagian. Nah sebelah selatannya ini Bukit Duri dan semua aliran di sini kena dampak seperti ini," katanya.

Husein mengatakan, jika bantaran Sungai Ciliwung sudah dinormalisasi dan dipasang sheet pile, banjir dipastikan tidak akan terjadi.

"Ya ini pinggir-pinggir sini, sebagian di Cawang, Bidara Cina juga belum, Kampung Melayu sebagian RW 08 belum selain dari pada Kampung Pulo. Karena Kampung Melayu RW 01, 02, 03 itu Kampung Pulo. RT 04, 05, 06 itu Tanah Rendah, nah namanya saja sudah Tanah Rendah. Ya lumayan ada 80 cm sampai satu meter," ujarnya.

Saat ini, lanjutnya, BPBD fokus pada penanganan warga yang terdampak banjir dengan memastikan warga diungsikan ke pengungsian yang telah disiapkan.

"Mereka (warga) tidur ada alasnya, ada selimutnya, mereka makan terjamin kemudian mereka dijamin juga kesehatannya. Karena kalau menangani kali ini kan urusan PU BWSCC Tata Air ya. Kita mengkoordinasikan semua instansi yang terlibat dalam penanganan banjir, baik kita, Pemda, maupun dari luar. Dari Kapolda kan sudah bantu. Nanti kita inventarisir kebutuhan yang belum baik dari BPBD maupun instansi lain," ucapnya.

Sementara itu, Lurah Bukit Duri, Mardi Youce, mengatakan, ada tiga wilayah rukun warga (RW) yang terdampak banjir sejak dini hari. Banjir paling tinggi terjadi RW 10 yang mencapai 1,20 meter. Lima rukun tetangga (RT) yang masih tergenang adalah RT 03, 06, 09, 11, 12, dan 15.

Sedangkan untuk wilayah lain yaitu RW  11 dengan tiga RT yaitu RT 03, 04, dan 05. Sementara RW 12 ada empat RT yaitu RT  01, 02, 03, dan 04. "Kalau di dua RW ini ketinggian mulai dari 10-80 sentimeter," ujar Mardi.

Air saat ini berangsur surut, warga sebagian masih bertahan di rumah namun telah disiapkan posko pengungsian. Lalu lintas dari Bukit Duri ke arah Jembatan Tongtek atau arah Jatinegara terputus akibat banjir. (one)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya