- VIVA.co.id/ Anwar Sadat.
VIVA.co.id - Debat Pilkada DKI Jakarta memaski segmen tanya jawab antar kandidat. Kesempatan pertama diberikan kepada pasangan nomor urus satu, untuk bertanya pada pasangan nomor urut dua.
Tampil memberikan pertanyaan adalah calon Wakil Gubernur Sylviana Murni. Dia menyayangkan Basuki Tjahaja Purnama saat menjabat sebagai gubernur melakukan kekerasan verbal, memaki, membentak-bentak.
"Masyarakat ikut menyaksikan. Bagaimana bisa seorang gubernur menurunkan tingkat kekerasan perempuan, padahal dia sendiri menjadi pelaku kekerasan verbal?" tanya Sylvia.
Ahok lantas berdiri dari kursinya. Dia coba menjawab pertanyaan tersebut.
"Saya katakan ini terus memfitnah. Kalau gak ada program yang baik ya begini. Lebih elegan sedikitlah," kata Ahok.
Ahok menuturkan bahwa orang Jakarta banyak yang terdidik. Oleh karena itu tidak heran jika tingkat kekerasan di Jakarta begitu tinggi. Pemicunya adalah para korban berani melapor.
"Membangun apartemen di tanah polisi dan polisi. Kami mau numpang, itu rumah aman untuk perempuan yang mengalami kekerasan rumah tangga, dititipkan pada mess polisi," kata Ahok.
Ahok mengklaim bahwa satu kasus dirinya yang pernah marah terhadap seorang perempuan terlalu dibesar-besarkan. Dia menegaskan ibu-ibu itu adalah orang yang jelas mengambil KJP. Oleh karena itu, insiden itu tidak akan berpengaruh padanya.
"Buktinya ibu-ibu demen foto sama Ahok, bahkan mau bayar," kata Ahok.
Ahok ingin sekali dalam Pilkada ini, semua calon tidak menggunakan fitnah-fitnah, membangun opini jelek. Dia pun menyindir pernyataan Agus Yudhoyono soal CCTV.
"Kita sudah punya banyak. Ibu Sylvi ini salah satu petinggi yang tidak mau kenal dengan PNS golongan rendah," sentil Ahok.