Masa Tenang Pilkada DKI, Medsos Diprediksi Makin Panas

Aksi kampanye anti-hoax di Jakarta beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma

VIVA.co.id – Berita simpang siur yang belum tentu kebenarannya atau hoax semakin banyak muncul bekalangan ini, apalagi terjadi saat ajang pemilihan kepala daerah serentak.

Raffi Ahmad Geram Dituduh Lakukan Pencucian Uang, Begini Responnya

Hoax tersebut kebanyakan merugikan salah satu pasangan calon yang menjadi lawan tandingnya. Seperti ini kondisi yang terjadi dalam Pilkada DKI Jakarta.

Pakar Komunikasi Politik, Effendi Gazali mengatakan, kecintaan terhadap salah satu pasangan calon di Pilkada DKI ini membuat warga yang kurang literasinya langsung menyebarkan berita hoax.

Tanggapi Berita Hoax, Depe: Setiap yang Viral, di Situ Ada Dewi Perssik!

"Ya karena faktor kecintaannya itu, mereka langsung menyebarkan informasi yang diduga hoax ke media sosial. Faktornya untuk menjatuhkan lawannya," kata Effendi saat berbincang di tvOne, Kamis, 9 Februari 2017.

Effendi memperkirakan, dalam masa tenang yang akan berlangsung 12-14 Februari nanti tidak bisa terjadi sepenuhnya, selama masih ada media sosial.

Dikabarkan Meninggal Dunia, Gilang Dirga Tak Marah, Kenapa?

"Kalau di televisi dilarang undang pasangan calon selama masa tenang itu bisa terjadi, tetapi di media sosial, banyak yang perang di media sosial, mengatasnamakan relawan. Itu kemungkinan terjadi," ujar dia.

Komisioner Bawaslu RI, Nasrullah menambahkan, pihaknya tidak bisa mengawasi media sosial yang tidak didaftarkan oleh pasangan calon.

"Kalau pasangan calon itu masing-masing menyerahkan tiga akun media sosial, kita hanya mengawasi itu saja. Karena kami dibatasi oleh kewenangan. Di luar tiga akun tersebut itu mungkin bisa diawasi oleh Kepolisian dan Kemenkominfo," ujarnya. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya