- VIVA.co.id/ Danar Dono
VIVA.co.id – Badan Pengawas Pemilu DKI Jakarta akan menggunakan pengawasan berbasis Teknologi Informasi dalam Pilkada DKI Jakarta, 15 Februari 2017. Pengawasan ini mewajibkan setiap anggota Panwaslu untuk mengambil gambar video saat pencoblosan dan penghitungan suara.
Ketua Bawaslu DKI Jakarta Mimah Susanti mengatakan, sistem pengawasan ini ditujukan untuk meningkatkan strategi pengumpulan data berbasis IT. Hal itu agar lebih mudah dalam pengawasan dan data pembanding jika ada suatu hal terjadi dalam proses pemungutan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS).
"Ini adalah bagian dari strategi pengawasan agar dapat didokumentasikan kegiatan di TPS melalui video. Karena selama ini pengawasan berbasis IT belum pernah dilakukan di Bawaslu DKI," ujar Mimah di kantor Bawaslu, Selasa, 8 Februari 2017.
Pengawasan berbasis teknologi ini akan dilakukan di seluruh TPS yang ada di Jakarta. Satu TPS akan ada satu petugas Panwaslu yang akan mengambil gambar. Nantinya, hasil perekaman video akan diunggah ke Google Drive Bawaslu DKI .
"Maka ini kami uji di 13.023 TPS di Jakarta. Sosialisasinya sudah dilakukan ke seluruh pengawas TPS agar mereka menggunakan teknologi ini melalui handphone mereka masing-masing," kata Mimah.
Mimah mengakui, sistem ini akan ada kesulitan teknis mengingat tak semua anggota Panwaslu menggunakan smartphone atau android. Ia menargetkan, untuk operasional pertama kali ini, 70 persen dari seluruh TPS dapat melakukan pengawasan berbasis IT.
"Secara teknis kami sadar akan alami kesulitan karena tak semua pengawas Panwaslu TPS menggunakan ponsel android. Tapi sekitar 70 persen kami harap pengawasan berbasis IT ini dapat kami maksimalkan,” ujarnya. “Selain melalui video kami juga punya checklist alat bantu pengawasan yang itu kami gunakan keduanya.”
Calon Anggota KPU-Bawaslu Wajib Tes PCR 2 Kali Sebelum Uji Kelayakan
Tes PCR kedua, kata Junimart, dilakukan menjelang uji kepatutan dan kelayakan calon anggota KPU-Bawaslu dilakukan yakni sebelum 14 Februari.
