- Danar Dono - VIVA.co.id
VIVA.co.id – Jaksa penuntut umum menghadirkan seorang nelayan ikan hias sebagai saksi fakta kedua dalam persidangan perkara penodaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Utara di Gedung Audiotorium Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan.
Saksi fakta bernama Sahbudin alias Deni. Dia merupakan salah satu warga yang hadir dan menyaksikan Ahok ketika berpidato di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Dalam kesaksiannya di hadapan majelis hakim, Deni mengaku awalnya tidak mengetahui jika pidato Ahok diduga mengandung penodaan agama.
Deni mengatakan, dia baru mengetahui pidato Ahok itu bermasalah, 10 hari setelah Ahok berpidato. "Saya waktu itu di Muara Angke, habis beli jaring, jam 8 malam saya dipanggil sama teman. Ditunjukin di handphone teman, katanya dapat dari Facebook, itu sekitar 10 hari setelah kegiatan di Pulau Pramuka," kata Deni, Selasa, 7 Februari 2017.
Selain itu, keesokan harinya, Deni juga melihat acara rohani pagi di televisi yang dibawakan Aa Gym membahas pidato Ahok tersebut. "Paginya Saya lihat di tv acara Aa Gym. Yang saya dengar di handphone mah iya menyebut Almaidah 51. Di tv juga Aa Gym bilang Ahok harus minta maaf ke seluruh umat Islam di dunia," kata Deni.
Setelah mengetahui semua itu, ketika ditanya majelis hakim tentang pidato itu, Deni mengaku kecewa pada Ahok. "Kecewa saja setelah lihat di rekaman," ujarnya.
"Kecewa kenapa?," kata majelis hakim kembali bertanya pada Deni.
"Saya kan Islam, sedangkan Pak Ahok kan bukan, tidak tepat lah bawa Surat Almaidah 51 di acara tersebut," ujar Deni menjawab pertanyaan hakim.
Namun, ketika majelis hakim menanyakan apakah Deni mengetahui apakah isi dari Surat Almaidah ayat 51 yang dimaksud. Ia mengaku tidak tahu karena belum pernah membacanya.
"Saya enggak tahu isinya suratnya apa, tapi pastilah ada itu di Alquran, setelah ini saya cari tahu, saya janji," ujar Deni. (mus)
