Keyakinan Relawan Terhadap Suara Ahok-Djarot

Pasangan calon gubernur dan wakil, Basuki Tjahja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat dalam kampanye akbar beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Ketua Relawan Matahari Jakarta, Supriadi Jae, yakin elektoral atau suara untuk Basuki Tjahja Purnama atau Ahok, tidak merosot. Walau, ada persoalan dengan KH Ma'ruf Amin, Ketua Majelis Ulama Indonesia yang juga Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.

Ogah Usung Anies di Pilgub Jakarta, Gerindra: Kita Punya Jagoan Lebih Muda dan Fresh

"Persoalan Ahok dan KH Ma'ruf kan sudah selesai. Karena Ahok sudah minta maaf dan melakukan tabayyun terhadap Pak Ma'ruf Amin, sehingga tidak pengaruh dengan suara," jelas Supriadi, saat dihubungi VIVA.co.id, Sabtu 4 Februari 2017.

Supriadi yakin itu, karena menurutnya tipikal pemilih Ahok-Djarot adalah pemilih rasional. Sehingga, yang terjadi dengan Ma'ruf dan menimbulkan sikap marah dari umat Islam terutama warga Nahdliyin, menurutnya tidak membuat suara Ahok tergerus.

Gerindra Siapkan Kader Internal yang Potensial Menang di Pilkada Jakarta

"Karena pemilih Ahok adalah pemilih rasional yang sudah menentukan pilihannya sejak awal, jadi apapun isunya enggak mempengaruhi suara Ahok," jelas mantan pengurus pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) itu.

Menurutnya, pasangan Ahok-Djarot adalah cerminan ideologi Pancasila. Karena menurutnya, semua suku dan agama serta ras menyatu di dalam kandidat nomor urut 2 itu.

KPU DKI Sudah Antisipasi Banjir saat Proses Pemungutan Suara Pilgub 2024

Supriadi yang juga hadir dalam kampanye bertajuk #KonserGue2 di Senayan dan dihadiri Megawati Soekarnoputri mengatakan, lautan massa pendukung membuktikan Ahok-Djarot bisa menang.

"Konser Gue 2 ini merupakan pembuktian kemenangan Ahok, karena mampu menyatukan semua elemen yang ada, dan kami yakin Ahok menang satu putaran," katanya.

Sebelumnya, Peneliti di Centre for Indonesia Political and Social Studies (CIPSS), Mohammad Hailuki, menyebut buntut sikap Ahok terhadap KH Ma'ruf Amin itu, berpengaruh pada elektoral Ahok-Djarot.

"Kecenderungan warga NU didominasi oleh budaya politik parokial dan subjek. Yaitu sikap politik masyarakatnya ditentukan oleh pemimpin komunitas. Dalam hal ini adalah kiai NU yang menentukan sikap politik warga Nahdliyin (sebutan untuk warga NU)," kata Hailuki, saat dihubungi, Sabtu 4 Februari 2017.

Dalam kenyataannya, diakui oleh Hailuki, memang ada warga NU yang tidak menganut paham politik seperti itu, parokial dan subjek. Tetapi, jumlah ini sangat sedikit jika dibandingkan dengan keseluruhan warga Nahdliyin tersebut.

Sebab, kata dia, yang tidak mengikuti paham politik ini biasanya karena kesadaran sendiri. Walau banyak juga warga Nahdliyin dengan jenjang pendidikan sangat tinggi, tapi karena patuh pada kiai maka pilihan politiknya juga mengikuti.

Untuk itu, Hailuki melihat bahwa apa yang dilakukan oleh Ahok kepada KH Ma'ruf Amin yang juga Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) saat sidang kasus dugaan penistaan agama, Selasa 1 Februari 2017 lalu, membuat dukungan ke Ahok juga turun.

"Kalau kita lihat statement Ketum PBNU Kiai Said yang nyatakan Ahok bersalah, maka itu akan beri pengaruh bagi penurunan elektabilitasnya. Warga NU di DKI sebagian besar masih taat kepada pemimpin komunitasnya yaitu para kiai. Posisi Kiai Ma'ruf sebagai Rais Aam PBNU dan Ketum MUI tidak bisa dipisahkan," tutur pengamat politik Universitas Nasional itu. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya