Pilkada DKI 2017

Debat Terakhir akan Tentukan Elektabilitas Cagub DKI

Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno di debat kandidat.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

VIVA.co.id – Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN), Pangi Syarwi Chaniago, menilai putaran kedua debat cagub dan cawagub DKI Jakarta tak banyak mempengaruhi elektabilitas masing-masing paslon. Dua debat sebelumnya hanya menjadi bahan pertimbangan masyarakat untuk menentukan pilihannya.

SBY Sebut Kultur Politik Tanah Air Berubah Sejak Pilkada DKI 2017

"Kalau saya tidak mau mengambil kesimpulan melompat. Dari sini siapa yang mendapatkan limpahan elektoral. Karena debat pertama dan kedua menjadi referensi politik dari masyarakat yang tadi swing voters sebanyak 40 persen itu memang mereka lebih kaya dan memahami," kata Pangi ketika dihubungi VIVA.co.id, Minggu 29 Januari 2017.

Justru menurutnya, debat terakhir pada 10 Februari 2017 lah yang akan bisa menentukan elektabilitas paslon, apakah meningkat atau justru menurun.

SBY Sindir Kejanggalan Pilkada DKI 2017

"Masyarakat akan melihat visi misi, siapa yang pintar jaga emosi dan siapa yang lebih dominan. Pokoknya siapa yang bisa mengambil panggung bisa meningkat elektabilitasnya," katanya.

Ia pun menambahkan, dalam debat pertama dan kedua, masyarakat masih “mengisi” konsep dan gagasan masing-masing paslon.

Pilpres 2019 Diharapkan Tak Seperti Pilkada DKI, Marak Hoax

"Elektabilitas belum menentukan di debat pertama dan kedua. Masyarakat masih melihat kalau Ahok gini, Agus gini, Anies gini. Debat terakhir yang menentukan. Dua debat sebelumnya hanya memberikan pengayaan," ucapnya.

Ia pun mempersilakan siapapun mengklaim elektabilitas setiap paslon meningkat usai dua debat yang sudah dilakukan. Namun, sekali lagi ia menegaskan, di debat terakhir masyarakat akan menentukan pilihannya.

"Tetapi elektabilitas tinggi sah saja bilang siapa yang lebih tinggi," katanya.

Lebih lanjut, ia menuturkan, memang tidak semua daerah debat Pilkada sangat penting. Namun, khusus Pilkada DKI debat sangat berpengaruh.

"Elektabilitas naik dalam debat terakhir. Itu akan dilihat. Debat tidak penting tapi di Jakarta menentukan. Semua orang punya smartphone dan bisa mengabadikan momen penting untuk mengambil empati publik. Artinya akan di-sharing dan melihat siapa yang mengambil panggung," katanya. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya