Anies: Pemimpin Jangan Memukul Tapi Memotivasi

Cagub DKI Jakarta, Anies Baswedan, dan Cawagub Sandiaga Uno saat debat perdana Pilkada pada Jumat, 13 Januari 2017.
Sumber :
  • ANTARA/M Agung Rajasa

VIVA.co.id – Anies Baswedan, calon gubernur peserta Pilkada DKI 2017 menilai sosok pemimpin yang ideal untuk DKI Jakarta adalah orang yang bisa memotivasi aparaturnya.

Kubu Anies Tuding Pencalonan Gibran Tidak Sah, KPU: Mengada-ngada

"Tidak hanya iming-iming tunjangan kinerja. Itu baik. Tapi yang paling penting adalah budaya kerja. Pemimpin harus mendorong bukan memukul," kata Anies dalam debat kandidat, Jumat malam, 27 Januari 2017.

Menurutnya, jika pemimpin justru arogan dan cenderung tidak pernah mendorong motivasi maka akan berdampak tidak baik pada kinerja pemerintahan. "Kini zamannya open governance. Yakni bagaimana pemerintah dan masyarakat bekerja bersama-sama," kata Anies.

Menkopolhukam Minta Semua Pihak Hormati Langkah Kubu Anies dan Ganjar Gugat Hasil Pemilu ke MK

Sementara itu, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, yang diberi kesempatan menanggapi paparan Anies tersebut. Berpandangan bahwa hal itu tidak sepenuhnya tepat.

Sebab, kata Ahok, selama ini dengan sistem yang mereka bangun membuktikan bahwa PNS di DKI Jakarta merasa lebih baik. "PNS banyak yang bersyukur karena mereka yang berkinerja baik mendapatkan jabatan baik dan uang tunjangan besar dan halal," kata Ahok.

Andi Arief Prediksi Nol Persen Kemungkinan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Menang di MK

Atas itu, ia menilai anggapan bahwa dirinya tidak menunjukkan ciri pemimpin yang baik dengan istilah 'memukul', menjadi tidak berdasar.

"Kalau ada orang berpikir kami memukul. Kini, bagaimana mungkin PNS bekerja dengan hati kalau tidak dimotivasi. Kami, hampir seluruh pegawai rendahan yang menikah pasti kami datangi setiap Sabtu-Minggu," kata Ahok mencontohkan caranya memotivasi para paratur pemerintahannya.

Otto Hasibuan, Sidang Lanjutan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum di MK

Kubu Prabowo-Gibran Sebut Pemilu Ulang Tak Ada di UU

Salah satu tuntutan diajukan dari tim Anies-Muhaimin, dan Ganjar-Mahfud, dalam gugatan hasil Pilpres 2024, di Mahkamah Konstitusi atau MK, adalah digelarnya pemilu ulang.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024