Cerita Dono Boestami Soal Ahok Tolak Amplop Berisi Uang

Calon Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

VIVA.co.id – Dono Boestami, mantan Direktur Utama PT. MRT Jakarta mengatakan, calon Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menolak pemberian jatah upah pungut atau insentif dari pemerintah kepada kepala daerah atas pencapaian tertentu, dalam realisasi pendapatan daerah.

Ogah Usung Anies di Pilgub Jakarta, Gerindra: Kita Punya Jagoan Lebih Muda dan Fresh

Dono, adalah direktur Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemerintah Provinsi DKI, yang membangun moda transportasi angkutan massal cepat (mass rapid transit/MRT) di Jakarta pada 2013 hingga 2016, saat DKI dipimpin Ahok maupun mantan Gubernur DKI Joko Widodo. Kepemimpinan Dono digantikan William P Sabandar pada 17 Oktober 2016.

Dono hadir dalam kampanye Ahok di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017 di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Jumat, 20 Januari 2017.

Gerindra Siapkan Kader Internal yang Potensial Menang di Pilkada Jakarta

Dono mengatakan, peristiwa terjadi ketika ia masih menjadi direktur MRT. Dono pada suatu ketika menghadap Ahok di Balai Kota. Sambil menunggu masuk ke ruang kerja Gubernur, Dono melihat seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) memegang sejumlah berkas dan amplop berisi uang di atasnya.

Di ruang kerja, menurut Dono, ia diberitahukan oleh Ahok bahwa PNS yang sebelumnya ia lihat, membawakan jatah upah pungut untuk dirinya karena DKI dianggap berhasil memenuhi target realisasi pajak pada tahun itu.

KPU DKI Sudah Antisipasi Banjir saat Proses Pemungutan Suara Pilgub 2024

"Pak Ahok bilang, 'Pak Dono tahu enggak, itu apa?. Itu uang.' Saya kaget juga," ujar Dono.

Upah pungut bukanlah uang suap atau penghasilan kepala daerah yang ilegal. Meski demikian, Dono mengatakan, Ahok tetap menolaknya. Ahok merasa tak perlu mendapat penghasilan lain di luar gaji dan tunjangannya sebagai Gubernur DKI.

"Dia (Ahok) bilang bingung (menggunakan upah pungut). Dibalikin saja," ujar Dono.

Dono, yang berbicara kepada para pendukung Ahok menyatakan, cagub bernomor urut dua yang sekaligus mantan atasannya itu adalah orang yang memiliki integritas. Jangankan uang suap, uang resmi yang tidak termasuk ke dalam sumber penghasilan normalnya pun tidak ia terima.

"Banyak yang bilang Pak Ahok ini jujur dan bersih. Tapi pernah tidak Anda mengalami langsung satu situasi dan melihat dengan mata kepala sendiri? Kebetulan saya pernah mengalami langsung.” (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya