Ahok: Saya Bisa Ucapkan Dua Kalimat Syahadat

Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok
Sumber :
  • VIVA.co.id/Fajar Ginandjar Mukti

VIVA.co.id – Calon Gubernur DKI Jakarta petahana, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, bercerita tentang pendidikan yang diterimanya di kampung halamannya di Belitung Timur, Bangka Belitung. Di sana, Ahok mempelajari agama Islam selama sembilan tahun, dari Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Ahok Sebut Pertamina Bisa Tetap Untung Bila Tak Naikkan Harga BBM 2022

Ahok sendiri belajar di sekolah umum SD Negeri III Gantung, dan SMP Negeri I Gantung. Baru di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), Ahok belajar di sekolah Kristen, SMA III PSKD (Perkumpulan Sekolah Kristen Djakarta), Jakarta.

Menurut Ahok, lamanya ia belajar di sekolah umum membuatnya juga lama belajar pendidikan agama Islam yang diajarkan di sekolah-sekolah itu. Ahok, meski beragama Kristen Protestan, mengklaim mengerti dasar-dasar ajaran Islam, suatu agama mayoritas di Indonesia. Ahok juga mengaku memiliki kemampuan membaca Alquran, kitab suci umat Islam.

Hasto dan Ahok Sampaikan Pesan Megawati untuk Politisi Muda

Bahkan, Ahok mengaku mampu melafalkan dua kalimat syahadat atau pengakuan kepercayaan umat Islam terhadap Allah SWT dan Nabi Muhamad SAW.

"Saya ikut pendidikan agama Islam. Baca dua kalimat syahadat juga bisa," ujar Ahok, berbicara dalam sebuah acara kampanye di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Jumat, 20 Januari 2017.

Ruko Milik Ahok di Medan Terbakar, Tiga Orang Alami Luka Bakar

Menurut Ahok, rukun Islam yang merupakan lima tindakan dasar dalam agama Islam juga ia ingat. Ahok mengingat rukun Islam ke-5, menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci, sebagai salah satu hal yang harus dilakukan umat Muslim untuk menyempurnakan agama mereka.

Sementara itu, secara pribadi, Ahok mengaku memiliki kebiasaan mengkhayalkan hal yang diinginkan orang lain. Ahok menjalankan hal itu saat sebagai pimpinan perusahaan. Ia sering menghabiskan waktu di rumah karyawannya sekadar untuk mengetahui hal yang dirasakan dan apa yang mereka inginkan.

Kebiasaan berlanjut saat ia menjadi Bupati Belitung Timur. Ahok mengaku banyak mengenal ustaz atau pemuka agama Islam di kabupatennya. Ahok mengkhayalkan keinginan para ustaz adalah menunaikan ibadah haji supaya seluruh rukun Islam mereka terpenuhi.

Sementara, secara ekonomi, menunaikan ibadah haji adalah hal yang sulit dilakukan karena dibutuhkan biaya besar untuk melakukannya. Ia akhirnya menggunakan uang pribadinya untuk menalangi pembayaran di muka (down payment) cicilan perjalanan ibadah haji.

Hal itu membuat para ustaz setidaknya bisa dipastikan mendapat alokasi kursi haji yang ditetapkan pemerintah. Cicilan mereka menggunakan dana bantuan yang dikucurkan pemerintah atau uang pribadi mereka.

"Saya tahu khayalan para ustaz pengen naik haji. Tapi mereka enggak punya duit. Kalau pakai uang Pemda, enggak keburu. Mending aku 'cup' (alokasi kursi haji untuk ustadz) pakai uang aku dulu. Karena kalau saya bantu Anda, bisa jadi artinya Tuhan salah satunya menafkahi saya supaya bisa bantu Anda naik haji," ujar Ahok. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya