Sandiaga Kembangkan 1.500 UMKM dalam Dua Minggu Terakhir

Sandiaga Uno.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id – Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut tiga, Sandiaga Uno, membantah pernyataan Djarot Saiful Hidayat yang menyebut bahwa hanya ada 10 persen Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang bisa bertahan. Sebaliknya, selama dia mengembangkan banyak usaha, sekitar 80 persen UMKM bisa berjalan dengan baik.

Ogah Usung Anies di Pilgub Jakarta, Gerindra: Kita Punya Jagoan Lebih Muda dan Fresh

Mantan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) itu menyebut, tidak semua orang bisa mengembangkan UMKM.

Baginya, untuk mengembangkan itu ada sejumlah hal yang dilakukan. Salah satu kuncinya adalah pendampingan. Pendampingan itu dilakukan melalui program OK OCE (One Kecamatan, One Center for Enterpreneurship).

Gerindra Siapkan Kader Internal yang Potensial Menang di Pilkada Jakarta

"Untuk itu, program OK OCE bisa meningkatkan UMKM di Jakarta," kata Sandiaga.

Sandi menceritakan pengalamannya dengan Ibu Nurhayati, penjual nasi uduk di Bukit Duri, Jakarta. "Dia terus menerus tergerus usahanya karena pemerintah provinsi tidak membantu," ucapnya.

KPU DKI Sudah Antisipasi Banjir saat Proses Pemungutan Suara Pilgub 2024

Saat ini, dia mengaku sudah membinaa 1.500 UMKM selama dua minggu terakhir. "Itu karena OK OCE," ujar Sandi.

Sebelumnya, Sandiaga juga sempat menyebut ‘efek kejut’, saat ditanya soal solusi terhadap masalah kemacetan Jakarta. Menurutnya, menyelesaikan masalah macet tak melulu harus fokus pada pembangunan infrastruktur seperti yang dilakukan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot selama ini.

“Yang kami kejar, bagaimana kami memberikan efek kejut, yakni gerakan-gerakan yang bisa memberikan contoh. Memang pelayanan TransJakarta telah ditingkatkan, namun untuk peningkatan penumpang ternyata hanya enam persen,” kata Sandiaga.

Lebih lanjut Sandiaga menjelaskan ‘efek kejut’ yang dimaksud adalah mendorong orang kaya hingga pejabat publik untuk menggunakan kendaraan umum dalam aktivitasnya.

“Anda bisa bayangkan jika orang yang punya mobil seharga Rp3 miliar atau pengusaha atau pejabat seperti Pak Ahok dan Pak Djarot naik kendaraan umum. Hal itu akan mengubah pola pikir masyarakat tentunya,” ujar Sandiaga. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya