- Foe Peace - VIVA.co.id
VIVA.co.id – Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi M Iriawan mengimbau para relawan calon gubernur dan wakil gubernur DKI tidak membawa mobil komando ke acar debat Pilkada DKI 2017, di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Jumat, 13 Januari 2017 malam.
Polisi juga meminta mereka tidak membawa atribut lainnya, seperti umbul-umbul dan bendera. Polisi pun melakukan penyekatan terhadap setiap relawan pasangan calon yang datang ke sana. Hal itu dilakukan guna menghindari adanya gesekan antara mereka.
Barisan polisi wanita akan menyekat rombongan pendukung calon yang ada di ruangan. Relawan pasangan calon yang berada di luar ruang debat juga akan disekat dengan anggota polisi. Ditambah dengan menggunakan barrier dan traffic cone.
"Ada anggota di sana sehingga pendukung pasangan calon 1, 2, 3 tidak bertemu. Masing-masing berjauhan dan menghindari, siapa tahu mungkin bertemu adalah ledek-ledekkan kemudian terjadi adu mulut, panas. Nah, itu diantisipasi. Insya Allah kita lakukan maksimal," katanya.
Sementara itu, Wakil Kapolda Metro Jaya Brigadir Jenderal Polisi Suntana menyampaikan imbauan agar tidak membawa mobil komando, karena hal itu dapat mengganggu jalannya debat yang berada di dalam Hotel Bidakara.
"Kan itu (mobil komando) dapat mengganggu. Orang di dalam lagi debat publik terus di luar teriak-teriak, itu kan kurang tepat. Lalu, kedua itu pelaksanaannya malam hari. Malam hari kan mengganggu dan aturan kan tidak boleh," katanya.
Terkait pengalihan arus lalu lintas, Kapolda Iriawan menjelaskan, hal itu akan melihat kondisi di lapangan. Pengalihan arus akan dilakukan bilamana diperlukan nanti.
"Nanti kita lihat perkembangan di lapangan, karena ini hari Jumat juga, Jumat jam orang pulang kerja dan orang keluar kota. Biasanya padat sekali. Kami lihat CB-CB (cara bertindak) sudah ada untuk pengalihan arus," ujarnya.
Debat terbuka pertama akan dilaksanakan di Hotel Bidakara, Jumat, 13 Januari 2017, pukul 20.00-22.00 WIB. Tema yang diusung terkait pembangunan sosial ekonomi untuk Jakarta. Topik tersebut lantas dielaborasi lagi menjadi permasalahan lingkungan hidup, transportasi, pendidikan, keamanan, dan lainnya. (ase)
