Tawuran Usai, Manggarai Masih Diselimuti Gas Air Mata

Tawuran Manggarai.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Reza Fajri

VIVA.co.id – Tawuran antar pemuda di dekat Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan membuat polisi melepaskan tembakan gas air mata untuk memecah kerumunan massa. Jalan sepanjang gang Tuyul yang mengarah ke titik tawuran masih diselimuti aroma gas yang membikin mata perih.

Tawuran Berdarah di Johar Baru, Seorang Warga Tewas Dibacok

Berdasarkan pantauan VIVA.co.id di lokasi, tawuran mereda sekitar pukul 17.50. Tawuran mereda tidak lama setelah tim Sabhara Polres Metro Jakarta Pusat yang menggunakan sepeda motor tiba di lokasi.

Dua kubu yang semula ada di tengah titik tawuran mulai mundur ke areanya masing-masing. Tawuran menyisakan pecahan batu dan kaca yang berserakan di jalanan.

Gara-gara Geber Motor, Dua Kelompok Warga Terlibat Tawuran di Jakpus

Selain itu, juga terlihat satu kios warga yang terbakar di samping Stasiun Manggarai. Namun api di kios itu sudah padam dan kini tinggal diselimuti asap yang tebal.

Sementara itu, situasi di dalam Stasiun sudah kondusif dan tidak ada kerusakan berarti. Namun pintu masuk stasiun yang bersisian dengan lokasi tawuran ditutup untuk sementara.

Tiga Hari Berturut-turut Tawuran Terjadi di Kramat Sentiong

"Enggak (rusak), sudah tenang. Sudah terkendali semua," kata seorang petugas stasiun yang enggan disebut namanya.

Seperti diketahui, menurut informasi yang diperoleh dari salah seorang warga Manggarai, yang berada di lokasi, Edi (45 tahun), peristiwa itu berlangsung sekira pukul 17.00 WIB sore.

"Tawurannya antara warga Manggarai dengan Gemtas, gembel stasiun. Mereka yang mulai melakukan penyerangan duluan dengan melempar bensin ke arah warga. Akhirnya warga membalas dan terjadi deh tawuran," kata Edi kepada VIVA.co.id di lokasi, Minggu petang, 8 Januari 2017.

Selain melempari warga dengan bensin, kelompok pemuda yang disebut warga Manggarai sebagai gembel stasiun itu juga melakukan penyerangan dengan berbagai petasan. "Warga kemudian dikepung dari dua arah, kiri dan kanan," kata Edi lagi tanpa mengetahui secara pasti awal masalah yang sesungguhnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya