Sumarsono Berencana Pecat Empat Anak Buah Kesayangan Ahok

Sumarsono (belakang) menjadi Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf

VIVA.co.id – Gubernur DKI non-aktif yang juga calon Gubernur DKI petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku sudah berusaha agar sejumlah pejabat Pemerintah Provinsi DKI tidak dikenai demosi atau pencopotan jabatan dalam perombakan pejabat perdana di tahun 2017.

Ahok Sebut Pertamina Bisa Tetap Untung Bila Tak Naikkan Harga BBM 2022

Perombakan dilakukan melalui pelantikan yang dilaksanakan pengganti sementara Ahok, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Sumarsono di Lapangan Monumen Nasional (Monas) pada Selasa, 3 Januari 2016.

Menurut Ahok, ia meminta bantuan kepada Ketua DPRD DKI, Prasetio Edi Marsudi. Pras, sapaan Prasetio, politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang sekaligus ketua tim pemenangan Ahok - Djarot di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017, diminta menggunakan kewenangannya selaku Ketua DPRD supaya sejumlah pejabat kesayangannya yang dianggap berprestasi, tidak dirombak.

Hasto dan Ahok Sampaikan Pesan Megawati untuk Politisi Muda

"Saya sampaikan sama Pras. Kalau bisa, bantu saya. Pejabat yang baik itu jangan dicopot," ujar Ahok di Rumah Lembang, markas pemenangan Ahok - Djarot di Pilkada DKI 2017 di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 5 Januari 2016.

Ahok mencontohkan, pejabat itu di antaranya Kepala Dinas Tata Air DKI Teguh Hendarwan, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI (sebelumnya Dinas Kebersihan DKI) Isnawa Adji, Kepala Dinas Kesehatan DKI Koesmedi Priharto, serta Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Keluarga Berencana (BPMPKB) DKI Dien Emmawati. Keempatnya adalah pejabat yang dilantik Ahok selama masa jabatannya sebagai Gubernur DKI sejak November 2014.

Ruko Milik Ahok di Medan Terbakar, Tiga Orang Alami Luka Bakar

"Saya dengar isu (pejabat-pejabat itu akan terkena demosi)," ujar Ahok.

Isnawa, mantan Kadis Kebersihan, diminta untuk dipertahankan karena Dinas Kebersihan DKI dilebur dengan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI. Isnawa adalah Kadis Kebersihan yang berhasil menjalankan keinginan Ahok, memutus kontrak wanprestasi pemerintah dengan PT Godang Tua Jaya, perusahaan swasta pengelola sampah Jakarta di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat. Isnawa dianggap sebagai Kadis yang berkinerja baik.

"Isnawa Adji kan bagus. Ada penggabungan (Dinsih dan BPLHD). Masa Isnawa Adji mau dicopot," ujar Ahok.

Sementara Teguh dianggap kadis yang berhasil melakukan penataan terhadap saluran air di Jakarta sebagai tindakan untuk menanggulangi banjir. Menurut Ahok, Teguh berhasil melakukan hal itu meski ia tidak berasal dari latar belakang sarjana teknik.

Teguh adalah sarjana sosial. Ia memiliki kemampuan manajemen yang bisa mengerahkan pegawai Dinas Tata Air menata saluran air.

"Subtansi dari UU ASN (Undang-undang Aparatur Sipil Negara) itu sudah enggak bicara rumpun ilmu, tapi bicara kinerja," ujar Ahok.

Dien dipertahankan karena dianggap berhasil memimpin pelaksanaan salah satu program unggulan Ahok - Djarot, pembangunan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) di banyak wilayah di Jakarta. Koesmedi juga dianggap berprestasi dan masih belum memasuki usia pensiun sehingga dianggap belum pantas dirombak.

Ahok menekankan upayanya ini bukan bentuk intervensi terhadap Pemerintah Provinsi DKI yang sedang ia tinggalkan. Lagipula, meski tengah cuti, Ahok mengatakan masih merupakan Gubernur definitif DKI. Ahok sekadar tengah menjadi Gubernur DKI non-aktif.

Ahok mengatakan, upaya dilakukan supaya warga Jakarta tetap mendapat pelayanan terbaik dari Pemerintah Provinsi DKI melalui pejabat-pejabat yang ia anggap memiliki kinerja baik.

"Jangan selalu berpikir pejabat yang baik itu kerja buat saya. Seolah-olah kalau kerja baik (membawa nama baik) buat Ahok? Enggak. Kerja buat Jakarta kok," ujar Ahok.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya