- Antara/ Widodo S Jusuf
VIVA.co.id – Peneliti dan pendiri lembaga riset Saiful Mujani mengatakan hampir sepanjang reformasi ini trend yang menyebut Kristen, Katolik, dan Tionghoa sebagai kelompok sosial yang paling tidak atau kurang disukai sebenarnya relatif kecil dan konstan. Hal itu ia sampaikan dalam diskusi 'Ada Apa di Balik Sentimen Anti China'.
"Kalau peristiwa tindakan anti China dan intoleransi itu tidak konstan dan bervariasi, maka sebab dari tindakan itu bukan sentimen massa yang tidak toleran, sebab intoleransi ini relatif kecil dan konstan," kata Saiful di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis 29 Desember 2016.
Namun dia mengakui ada di masyarakat yang tidak toleran terhadap China dan atau Kristen yang tidak ingin mereka untuk menjadi pejabat publik yang terpilih atau elected public officials. Saiful mencontohkan sentimen terhadap Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
"Sentimen ini ada dan relatif konstan di masyarakat. FPI cs dari sananya sudah anti Ahok karena dia Kristen, dan sudah sering melakukan aksi anti Ahok jauh sebelum Pilkada," ujar Saiful.
Sebelum Pilkada, kata Saiful, sentimen dari FPI terhadap Ahok itu tidak besar, dan tidak mendapat perhatian berarti dari publik. Namun memasuki masa Pilkada, FPI cs disebut memiliki peluang untuk memperkuat sentimennya.
"FPI temannya bertambah banyak ketika kontestasi politik nyata di DKI terjadi. Bukan hanya karena FPI cs, tapi juga karena rival Ahok dan gerbong pendukungnya dalam Pilkada DKI membuat framing itu membesar," kata pemilik Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) itu.
(mus)
Joe Biden Sahkan Undang-undang yang Membuat Tiktok Terancam Diblokir
Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden resmi menandatangani undang-undang pemblokiran TikTok, jika ByteDance tidak bisa memenuhi syarat yang diwajibkan oleh AS.
