Tak Mau Kalah, Para Lansia Ikut Aksi Damai 212

Massa Aksi 212 mulai padati Masjid Istiqlal malam ini.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Bayu Nugraha

VIVA.co.id – Peserta aksi demonstrasi 2 Desember 2016, atau dikenal dengan sebutan Aksi 212 ternyata bukan hanya mereka yang muda-muda saja. Pria tua renta hingga nenek-nenek juga tak mau kalah.

Siap-siap Menyaksikan Batu Bercahaya Lewat Usai Subuh

Para lansia ini memilih untuk ikut aksi yang diwarnai dengan doa, zikir dan salat Jumat berjamaah di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat.

"Sudah dari pagi, saya datang sama teman-teman pengajian," kata Marno, pria berusia 64 tahun dari Klaten, Jawa Tengah, di Masjid Istiqlal, Kamis malam, 1 Desember 2016.

Jalan di Monas Dibuka, Polisi Harap Massa Reuni 212 Tak Datang Lagi

Marno mengatakan, sudah tiba di Ibu Kota sejak pagi tadi. Ia berangkat bersama puluhan teman-teman satu pengajiannya. Kakek tiga cucu ini meninggalkan anak istrinya demi ikut berdemonstrasi.

"Aksi kemarin (4 November 2016), saya juga ikut," ucapnya.

Polisi Ungkap 500 Simpatisan Reuni 212 Sempat Coba ke Monas

Pensiunan guru tersebut berencana menginap di Masjid Istiqlal. Pasalnya, teman sepengajiannya berencana menginap di Istiqlal. Meski Marno punya sanak saudara di Jakarta Utara, ia enggan ke sana. "Saya ingin turut serta sama yang lain," katanya.

Sedangkan Yulitati asal Lampung, bergabung dengan ibu-ibu pengajian lainnya. Wanita berusia 57 tahun ini datang bersama putranya.

Nenek satu cucu ini ngotot pergi ke Jakarta, meski sedang sakit. Yuli tak akan menginap di Istiqlal. Ia menginap di kontrakan anak keduanya di Pejompongan. Nantinya, pagi hari waktu salat subuh ia akan kembali lagi ke Masjid Istiqlal untuk salat berjamaah.

"Berangkat sama-sama, tapi saya ke tempat anak, enggak kuat kena angin malam," kata Yuli.

Lain halnya dengan Tatan (50 tahun) yang tak hanya berdemonstrasi ke Jakarta. Dua karung coklat besar ia bawa serta dari Garut.

"Ada peci, tasbih, baju koko dan minyak wangi," kata Tatan yang menggelar barang dagangannya di depan Gereja Katedral.

Tatan akan menginap di salah satu masjid di kawasan Petamburan. Ia datang bukan dengan naik bus, namun mencarter sebuah mobil pick up bersama teman-temannya. Mereka sengaja berdagang dadakan ke Jakarta.

"Berjuang sambil nyari rezeki," kata Tatan.

Dari pantauan VIVA.co.id, di Masjid Istiqlal, satu persatu bus mulai masuk ke parkiran. Puluhan orang terus bertambah. Mereka berasal dari berbagai wilayah.

Tak hanya itu, bantuan logistik mulai masuk ke masjid terbesar se Asia Tenggara tersebut. Posko logistik pun disediakan di dalam masjid untuk para peserta makan dan minum.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya