Cari Penyebab Banjir, Ahok Panjat Tembok

Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Sumber :
  • REUTERS/Darren Whiteside

VIVA.co.id – Calon Gubernur DKI Jakarta petahana Basuki Tjahaja Purnama memanjat tembok yang memisahkan permukiman warga dengan kawasan perumahan di Gang Asem, Kebagusan, Pasar Minggu.

KPU DKI Sudah Antisipasi Banjir saat Proses Pemungutan Suara Pilgub 2024

Hal itu ia lakukan di sela-sela melakukan blusukan dalam rangka kampanye Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017 di kawasan yang terletak di Jakarta Selatan itu.

Ahok, sapaan akrab Basuki, menerima laporan dari warga bahwa kawasan permukiman mereka kerap dilanda banjir. Hal itu terjadi setelah pendirian bangunan dilakukan.

40 RT dan 5 Ruas Jalan Jakarta Masih Terendam Banjir

Usai mendapat laporan, Ahok memutuskan berjalan ke ujung permukiman. Ujung permukiman berbatasan dengan sebuah perumahan.

"Di sana (di balik tembok) ada Pak?" tanya Ahok kepada warga, Kamis, 1 Desember 2016.

Petugas Gabungan Pasang Bronjong di Tanggul Jebol Kali Hek Kramat Jati

Warga menyampaikan ada perumahan di sana. Ahok kemudian menyatakan ingin melihat kondisi di antara perbatasan. Apalagi, menurut warga, ada kali di sana.

Seorang warga kemudian membawa sebuah tangga besi. Ia menempatkannya di tembok untuk Ahok naiki.

"Jadi gubernur lagi Pak, kalau naik tangga," ujar warga bergurau.

Ahok, bergegas naik. Dari atas, ia melihat kali ternyata dilingkupi dua tembok, tembok yang dibangun warga, dan yang dibangun pengembang perumahan.

"Ini ditembokin. Kayaknya bagus, dipagerin. Sedangkan ini, orang-orang, gimana membuang airnya?" ujar Ahok dari atas tangga.

Menurut Ahok, penyebab utama banjir adalah ketiadaan lubang-lubang saluran air di tembok. Sementara, berdasarkan pengamatannya, Gang Asem letaknya seperti di dasar cekungan. Saat ada limpahan air, air tertampung sambil terserap pelan-pelan di dasar cekungan atau wilayah perbatasan permukiman dan perumahan. Akibatnya, permukiman tergenang.

"Kalau air turun, banyak, sementara di sekitarnya semua tanjakan, gitu. Ini air mau ke luar ke mana coba? Ngumpul di tanah, enggak ada ke luar. Kecuali kamu bikin sumur resapan yang gede di sini," ujar Ahok.

Ahok meminta nomor kontak seorang warga yang dikatakan sebagai pemilik tanah lapang yang berada di perbatasan itu. Ahok mengatakan, saat ia kembali menjadi Gubernur DKI aktif pada 12 Februari 2017, Pemerintah Provinsi DKI bisa melakukan pembelian tanah. Pemerintah, kemudian menjadikan tanah lapang itu sebagai sumur resapan besar.

"Kita beli, buat sumur resapan. Nanti orang bisa buat jadi ternak lele juga di sini," ujar Ahok.

Cari penyebab banjir, Ahok panjat tembok

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya