LSI: Ahok Bisa Tersingkir di Putaran Pertama Pilkada

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Djarot Saiful Hidayat.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id – Peneliti Lingkaran Survei Indoneisa (LSI), Ardian Sopa, mengungkapkan bahwa dukungan bagi calon petahana Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, merosot sekitar 60 persen sejak dia ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan penistaan agama oleh polisi.

100 Hari: Publik Lebih Puas Terhadap Jokowi Dibanding Ma'ruf Amin

Elektabilitas Ahok terus merosot berdasarkan hasil Survei LSI yang dilakukan sejak bulan Maret lalu. Saat ini, di bulan November 2016, elektabilitas calon petahana itu sudah di bawah 30 persen, diangka 24,6 persen, atau turun 6,8 persen dari hasil survei yang sama di bulan Oktober 2016 yakni 31,4 persen.

Angka elektabilitas Ahok juga turun jika dibanding survei bulan Juli 2016, yakni diangka 49,1 persen, dan turun 34,7 persen jika dibandingkan survei Maret 2016, yang masih diangka 59,3 persen.

Konsisten Jaga Integritas, Poltracking Raih Perusahaan Terpercaya 2019

"Jadi kalau melihat dari tren, sebelum tersangka terus merosot. Jadi, sebelum tersangka pun, dukungan atas Pak Ahok terus merosot," kata Ardian saat merilis hasil survei Ahok tersangka dan efek elektoralnya di kantor LSI, Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat 18 November 2016.

Menurut Ardian, survei LSI yang dirilis hari ini Jumat 18 November 2016, dengan statusnya sebagai tersangka, elektabilitas Ahok merosot menjadi 10,6 persen. Setidaknya, status tersangka berimbas
pada hilangnya 60 persen suara pendukung Ahok.

Hasil Pemilu Australia, Kesimpulan Lembaga Survei Utama Meleset

"Jadi dari angka 24,6 persen menjadi 10,6 pesen. Jadi ada penurunan sekitar 14 persen atau sekitar 60 persen (pendukung Ahok hilang). Jadi sekitar 60 persen dari suara Pak Ahok (hilang)," ujarnya.

Dengan hasil survei tersebut, pasangan Ahok-Djarot berpotensi tersingkir di putaran pertama Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang.

"Ada yang bertahan, misalnya di sosial media, atau yang kita lihat di media. Tapi tidak lebih dari 10,6 atau ada memang sekitar 40 persen (pendukung Ahok-Djarot). Jadi sekitar 10 persen ini sekitar 40 persennya ini memang pendukung militan," terang Ardian.

Pengumpulan data itu berlangsung sejak 31 Oktober 2016 hingga 5 November 2016, dengan jumlah responden 440 responden, dengan wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner.

Selain itu, survei ini menggunakan metode sampling Multistage random sampling dengan margin of error lebih kurang 4,8 persen.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya