Pilkada DKI 2017

Polisi Selidiki Kelompok Berpeci Pengusir Ahok dan Djarot

Djarot hadapi kelompok berpeci di Pasar Baru, Jakarta Pusat.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id – Kepolisian akhirnya turun tangan untuk menyelidiki kelompok berpeci yang sering melakukan pengadangan dan pengusiran kepada Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Djarot Saiful Hidayat, ketika pasangan calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur DKI ini, melakukan kunjungan kampanye Pemilihan Kepala Daerah DKI 2017.

Isu Kaesang Maju Pilgub DKI, Demokrat Masih Lihat-lihat

"Beberapa kejadian yang terjadi terkait penghadangan calon di kampanye sudah dalam proses penyelidikan," kata Wakapolda Metro Jaya, Brigadir Jenderal Polisi Suntana, Rabu, 16 November 2016.

Suntana mengatakan, Kepolisian sedang mencari tahu identitas kelompok itu. Karena diduga mereka bukan warga tempat aksi penghadangan berlangsung.

Gerindra Tak Ngotot Usung Kader Sendiri di Pilgub Jakarta

"Kita sedang dalam tahap untuk mengetahui siapa warga itu apakah berasal dari sana, tentu saja polisi tidak mau berbuat gegabah," katanya.

Sementara ini, Kepolisian belum dapat memastikan apakah kelompok itu massa bayaran atau murni tindakan spontanitas.  "Nanti akan berkembang dalam penyelidikan, kalau itu terjadi berarti nanti hakim akan mempertimbangkan dalam putusan hukumnya," kata Suntana.

Pilih Anies atau Sahroni di Pilgub DKI 2024, Begini Jawaban Tak Terduga Surya Paloh

Sebelumnya, dalam beberapa kali kesempatan kampanye, pasangan Ahok-Djarot mendapatkan penolakan dari beberapa warga. Kemarin, Selasa, 15 November 2016, kelompok berpeci beraksi mengusir Ahok di Ciracas, Jakarta Timur, dalam peristiwa itu, kelompok berpeci sempat terlibat keributan dengan massa PDI Perjuangan, yang mengawal Ahok.

Sehari sebelumnya, Senin, 14 November 2016, kelompok berpeci menghadang Djarot di Pasar Baru, Jakarta Pusat. Saat itu, Djarot langsung menghadapi kelompok itu seorang diri. Dan, kelompok itu pergi begitu saja setelah dilawan oleh Djarot.

Di kedua lokasi itu, terungkap bahwa kelompok berpeci, bukan warga setempat. Meski saat beraksi, mereka mengaku warga asli wilayah itu.

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya