Empat Faktor Elektabilitas Ahok Menurun Versi LSI

Basuki Tjahaja Purnama
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

VIVA.co.id – Elektabilitas Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terus tergerus. Hasil penelitian yang dilakukan Lingkaran Survey Indonesia (LSI) menyebut ada empat hal yang membuat tingkat keterpilihan kepada Ahok terus mengalami penurunan.

Ahok Sebut Pertamina Bisa Tetap Untung Bila Tak Naikkan Harga BBM 2022

Tim peneliti LSI, Adjie Alfaraby mengatakan ada empat hal yang membuat Ahok mengalami penurunan elektabilitas. Yang paling utama adalah efek surat Al-Maidah ayat 51. Akibat hal tersebut, memunculkan kontroversi dan dugaan penistaan agama"

"Dari permasalahan itu, sebagian besar umat Islam menggelar aksi demo besar-besaran yang menuntut Ahok diperiksa dan diadili," kata Adjie di Kantor LSI Graha Rajawali Jalan Pemuda Rawamangun, Jakarta Timur Kamis, 10 November 2016

Hasto dan Ahok Sampaikan Pesan Megawati untuk Politisi Muda

Kedua, kata Adjie, resistensi pemimpin beda agama semakin tinggi, yang disebabkan makin bertambahnya pemilih muslim yang tidak akan memilih pemimpin beda agama. Saat ini, pemilih muslim yang tidak bersedia dipimpin oleh gubernur nonmuslim sebesar 63,4 persen.

"Pemilih muslim yang tak ingin dipimpin gubernur nonmuslim terus meningkat. Angka ini terus naik dari survei bulan lalu yang hanya 55,6 persen menjadi 63,4 persen," ujar Adjie.

Ruko Milik Ahok di Medan Terbakar, Tiga Orang Alami Luka Bakar

Selain itu, tingkat kesukaan warga terhadap Ahok yang semakin menurun juga menjadi faktor yang menyebabkan turunnya elektabilitas mantan bupati Belitung Timur tersebut. Di mana pada bulan Oktober LSI melakukan survei, tingkat kesukaan terhadap Ahok masih ada 58,2 persen.

"Tapi sekarang sudah menurun, untuk survei di bulan ini, tingkat kesukaan Ahok sudah di bawah 50 persen yaitu 48,3 persen," kata Adjie.

Faktor keempat, menurut Adjie, personaliti dan kebijakan Ahok yang membuat elektabilitasnya terus menurun. Sebab beberapa warga mulai tidak suka dengan sikap arogan yang tercermin dalam bicara dan gaya kepemimpinannya.

"Kebijakan reklamasi dan penggusuran yang kerap ditonjolkan membuat Ahok semakin tak disukai warganya. Bahkan, di masyarakat berkembang pemikiran tak aman jika Ahok tetap menjadi gubernur DKI," ujar Adji

Perlu diketahui, LSI melakukan survei ini pada tanggal 31 Oktober - 5 November 2016 di Jakarta. Survei dilakukan secara tatap muka terhadap 440 responden. Responden dipilih dengan menggunakan metode multistage random sampling, dengan Margin of Error survei ini kurang lebih 4.8 persen.

Survei ini dibiayai dengan dana sendiri oleh LSI dan dilengkapi pula dengan kualitatif riset (FDG/focus group discussion, media analisis, dan indepth interview).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya