Ahok Djarot Ditolak Kampanye Jadi Urusan Bawaslu

Kepala Bagian Mitra Divisi Hubungan Masyarakat Polri Komisaris Besar Polisi Awi Setiyono.
Sumber :
  • VIVA.co.id / Bayu Januar Nugraha

VIVA.co.id – Kepolisian tidak bisa mengambil tindakan langsung, terkait aksi penolakan yang dilakukan sejumlah orang saat calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, saat melakukan kampanye ke pemukiman penduduk.

Sinyal Anies Maju Pilkada DKI 2024, PKS: Kalau Memang Cocok, Why Not?

Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Awi Setiyono, polisi harus mendapat rekomendasi dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) terkait kategori tindakan yang dilakukan saat penolakan terjadi.

"Itu melalui Bawaslu. Jadi, proses pelanggaran itu dilaporkan ke Bawaslu. Bawaslu meneliti itu (pelanggaran) administrasi, atau pidana. Kalau administrasi, Bawaslu yang menyelesaikan eksekutornya, kalau pidana baru diserahkan ke polisi," kata Awi kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Senin 7 November 2016.

Ogah Usung Anies di Pilgub Jakarta, Gerindra: Kita Punya Jagoan Lebih Muda dan Fresh

Awi menjelaskan, prosedur tersebut sudah tertuang dalam undang-undang. Hingga saat ini, Awi mengatakan, polisi belum akan menambah personelnya untuk menempel cagub-cawagub saat melakukan kampanye.

Namun, jumlah personel bisa ditambah jika ancaman di tempat kampanye ada ancaman yang membahayakan cagub-cawagub DKI.

Gerindra Siapkan Kader Internal yang Potensial Menang di Pilkada Jakarta

"Kalau itu namanya juga ancaman, pasti polisi mengantisipasinya jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, pasti kita amankan. Tapi kalau kekuatannya berapa, sesuai dengan ancamannya saja," kata Awi

Sebelumnya, Kamis 4 November 2016, Gubernur non aktif DKI Jakarta Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama didemo sejumlah warga, saat blusukan di Jalan Salam Raya, Sukabumi, Jakarta Barat. Mantan Bupati Belitung Timur itu, bahkan sempat dievakuasi ke Polsek Kebon Jeruk, karena kondisi dinilai mengancam keselamatan.

Selain Ahok, cawagub DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat membatalkan semua agenda kunjungan kampanyenya, Minggu 6 November 2016.

Djarot, awalnya, akan mengunjungi dua tempat di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Berdasarkan keterangan yang disampaikan tim kampanye, pembatalan karena kondisi di lapangan dinilai tak kondusif.

"Karena, kondisi yang tidak kondusif di lapangan semua acara dibatalkan hari ini," bunyi pesan singkat dari salah seorang anggota tim kampanye kepada wartawan.

Sehari sebelumnya, tepatnya pada Sabtu 5 November 2016 malam, Djarot juga membatalkan kedatangannya ke sebuah acara di Cengkareng, Jakarta Barat. Hal itu terjadi, akibat adanya aksi penolakan dari salah satu ormas. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya