Pilkada DKI 2017

Politik Pilkada DKI Harus Tiru Sepak Bola Eropa

Para calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta untuk Pemilihan Kepala Daerah 2017.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

VIVA.co.id – Ansy Lema, tim pemenangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, mengharapkan semua calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI yang maju di Pemilihan Kepala Daerah 2017, untuk tidak saling mencari keburukan dan kelemahan.

Golkar dan Gerindra Sepakat Rekomendasikan Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI

Menurut Ansy, kampanye adalah proses diskursus atau ide yang mengutamakan perdebatan programatik, kontes ide, festival gagasan, adu cerdas membangun Jakarta, bukan adu buas dan beringas dengan mengeksploitasi sentimen SARA.

"Tanpa diskursus, bukan demokrasi namanya. Demokrasi niscaya memerlukan proses dialektis", ujar Ansy, Senin, 7 November 2016.

Tahapan Pilkada Jakarta 2024: Pendaftaran Paslon Dibuka 27 Agustus

Ansy mengatakan, kampanye yang baik juga bukan dengan terus menunjukkan kekurangan lawan, melainkan mestinya lebih menonjolkan kelebihan calon. Kampanye sehat bukan dengan cara mempersalahkan lawan, tapi dengan menyampaikan gagasan bagaimana membangun Jakarta.

Menurutnya, mestinya bukan fokus mengumbar minus lawan, melainkan menjelaskan prestasi dan rekam jejak calon untuk memberi tahu publik tentang prestasi-prestasi yang pernah dicapai dan diraih kandidat.

Isu Kaesang Maju Pilgub DKI, Demokrat Masih Lihat-lihat

"Keliru jika berharap publik memilih kandidat bukan karena program, prestasi dan reputasi calon, melainkan karena membuka kelemahan pesaing", ujarnya.

Ansy mengilustrasikan, ibarat pertandingan sepak bola, Barcelona menang atas Madrid, misalnya, bukan karena  Barcelona menunjukkan kelemahan lawan, melainkan karena menonjolkan strategi Tiki Taka dan kerja sama tim yang apik menawan.

"Ada estetika, etika dan logika dalam bermain sepak bola dan penonton dipuaskan oleh aksi pemainnya. Politik perlu belajar dari sepak bola Eropa. Demikian pula halnya dengan kampanye Pilkada," kata Ansy

Selain itu, ia mengatakan kampanye Pilkada juga memegang prinsip iklan produk. Suatu produk akan laku karena menonjolkan kelebihan produk tersebut, bukan karena menyerang kelemahan produk lain. Kelemahan produk lain hanya perlu diketahui agar lebih kreatif-inovatif menciptakan produk baru dengan keunggulan kompetitif.

Lebih jauh Ansy juga berharap, kampanye Pilkada sebaiknya  bukan semata kompetisi visi, misi dan program kerja, tapi mestinya didorong lebih maju menjadi ajang kompetisi rekam jejak (track record) antar-kandidat.

Ia mengutip Presiden ke-16 Abraham Lincoln, Analis Politik ini menyatakan, untuk mengukur kualitas dan karakter kepemimpinan seseorang, maka beri ia kekuasaan.

"Semua pihak bisa merumuskan program kerja secara brilian, tetapi belum tentu bisa menjalankannya dengan baik. Merumuskan program satu hal, menjalankannya hal lain. Untuk itu pemilih wajib memeriksa rekam jejak masing-masing calon, bukan sekadar menilai visi di atas kertas", kata Ansy.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya