Pasca Bentrok, Polisi Amankan Permukiman Non Muslim

Aksi 4 November berujung rusuh
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA.co.id – Pasca bentrokan antara para pengunjuk rasa dengan aparat kepolisian saat demo besar-besaran di depan Istana Negara, pihak kepolisian melakukan patroli dan penjagaan di sejumlah titik yang dinilai rawan.

Ahok Sebut Pertamina Bisa Tetap Untung Bila Tak Naikkan Harga BBM 2022

"Tim disiagakan di beberapa titik. Tidak hanya di depan Istana. Untuk mengantisipasi kerusuhan lanjutan para pendemo. Karena kami tidak bisa lokalisir mereka selepas lokasi demo. Semua ada tim," kata Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Polisi Hendy F Kurniawan kepada wartawan di depan Istana Negara, Sabtu, 5 November 2016.

Mengenai kasus penjarahan di Penjaringan, Jakarta Utara, kata Awi, pihaknya masih menyelidikinya.

Hasto dan Ahok Sampaikan Pesan Megawati untuk Politisi Muda

"Proses penyelidikannya memeriksa CCTV, saksi-saksi itu masih pendalaman. Itu masih penjarahan. Di Pantai Mutiara juga masih di cek dan tim sudah siaga di sana," katanya.

Bahkan, Polda telah menempatkan anggota ke beberapa titik yang sekiranya banyak warga non Muslim. Termasuk kompleks perumahan Gubernur DKI Jakarta nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Ruko Milik Ahok di Medan Terbakar, Tiga Orang Alami Luka Bakar

"Ini kan ormas Islam, kami khawatirkan mereka menyerang kepada kantong non Muslim. Kami siagakan di sana, termasuk kompleks Ahok. Kebanyakan wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Utara. Ini untuk menghindari penjarahan dan bentrokan," kata Awi.

Bentrokan saat unjuk rasa terjadi antara pendemo dan para petugas keamanan pada Jumat malam, 4 November 2016.

Tak tahu siapa yang memulai, massa melemparkan petasan dan pihak kepolisian membalasnya dengan gas air mata. Bentrokan yang berlangsung cukup lama tersebut menyebabkan tiga mobil polisi mengalami kerusakan dan beberapa pendemo dan aparat menjadi korban. (ase)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya