Ada Upaya Mengadu Domba Polri dengan Ormas Tertentu

Ilustrasi/Demonstrasi Tolak Ahok di Jakarta
Sumber :
  • REUTERS/Beawiharta

VIVA.co.id – Ketua Komisi III DPR RI, Bambang Soesato, mengatakan aksi demonstrasi oleh sejumlah organisasi masyarakat pada 4 November 2016 nanti diharapkan berjalan dengan damai, dan tidak terjadi bentrokan antara pihak kepolisian dengan para demonstran.

Ogah Usung Anies di Pilgub Jakarta, Gerindra: Kita Punya Jagoan Lebih Muda dan Fresh

"Apalagi dengan menyebar berbagai ancaman. Justru kita semua harus bersikap bijak namun tetap waspada," kata Bambang di Jakarta, Senin 31 Oktober 2016.

Politikus partai Golkar ini mencium ada upaya untuk mengadu domba Polri dengan elemen masyarakat tertentu. Upaya itu terbaca dari beredarnya dua hoax atau berita bohong dalam rentang waktu yang begitu pendek dan dikaitkan dengan peristiwa-peristiwa tertentu pula.

Gerindra Siapkan Kader Internal yang Potensial Menang di Pilkada Jakarta

"Karena itu, seluruh jajaran Polri harus meningkatkan kewaspadaan dan merespons dengan cepat setiap hoax untuk memberi kepastian kepada masyarakat," ujarnya.

Bambang mengungkapkan telah beredar lagi surat telegram palsu yang memuat seakan-akan adanya perintah Kapolri kepada 17 Kapolda, pada Sabtu 29 Oktober lalu.

KPU DKI Sudah Antisipasi Banjir saat Proses Pemungutan Suara Pilgub 2024

"Hoax yang disebar Sabtu kemarin memuat perintah kapolri kepada para Kapolda untuk menggeser personel Brimob di berbagai daerah guna mengamankan unjuk rasa pada 4 November 2016 nanti," ucapnya.

Dia juga mengungkapkan sejumlah hoax yang disebarkan oleh sejumlah oknum. Seperti hoax usai demonstrasi pada Jumat 14 Oktober, yang memuat 14 poin pengarahan Kapolri terkait pemilihan gubernur (Pilgub) DKI Jakarta.

"Ada poin yang sangat berbahaya dan berpotensi mengganggu stabilitas keamanan, ketika dikatakan bahwa Kapolri telah memerintahkan jajarannya untuk memeriksa politisi senior Amien Rais," ujarnya.

Kedua hoax itu memang telah dibantah Mabes Polri. Tetapi institusi Polri harus mewaspadai dan bijaksana menyikapi dua berita bohong itu. Kedua hoax itu menunjukan niat mengadudomba Polri dengan elemen masyarakat tertentu.

"Demi terjaganya kondusifitas di ruang publik,  Polri harus cepat dan sigap merespons hoax seperti itu. Dalam menindak pelakunya, Polri pun harus bijaksana demi terjaganya keyakinan publik akan kemampuan Polri mengelola keamanan dan ketertiban umum," katanya.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya