Ratapan Ibu Paruh Baya Ini Semakin Mantapkan Agus Lawan Ahok

Agus Harimurti Yudhoyono di tengah kerumunan ibu-ibu (Sabtu,29/10/2016)
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Reza Fajri

VIVA.co.id – Agus Harimurti Yudhoyono telah menyampaikan Pidato Politik pertamanya di Djakarta Theater XXI, Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu 30 Oktober 2016. Saat Pidato, Agus kembali mengingat momen di mana ia mengunjungi kawasan Luar Batang di Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.

Sinyal Anies Maju Pilkada DKI 2024, PKS: Kalau Memang Cocok, Why Not?

"Luar Batang itu dulu adalah salah satu titik perlawanan terhadap Belanda. Kini, sebagian masyarakat menempatkan Luar Batang sebagai salah satu titik perlawanan terhadap ketidakadilan dan kesenjangan sosial," kata Agus, Minggu 30 Oktober 2016.

Agus mengatakan, ketika berjalan menuju masjid di Luar Batang untuk menunaikan Salat Jumat dan melintasi pemukiman padat penduduk, tiba-tiba ia dihampiri oleh ibu paruh baya. Ibu tersebut menggenggam tangannya erat-erat.

Ogah Usung Anies di Pilgub Jakarta, Gerindra: Kita Punya Jagoan Lebih Muda dan Fresh

"Ibu ini menatap saya lekat-lekat. Sambil agak bergetar suaranya dia mengatakan 'Saya tidak menyangka, ada calon gubernur yang datang ke sini. Tolong kami pak, kami butuh keadilan. Jangan lupakan kami'," ujar Agus.

Suami Annisa Pohan ini menyatakan, ibu tersebut merupakan bagian dari warga setempat yang cemas pemukimannya akan digusur dengan alasan penataan lingkungan. Menurut Agus, malam harinya, bayangan sang ibu terus tergiang dalam ingatannya.

Gerindra Siapkan Kader Internal yang Potensial Menang di Pilkada Jakarta

"Lantas saya duduk tafakur. Memori ke detik-detik peristiwa pengambilan keputusan untuk ikut dalam Pilkada DKI ini hadir kembali," kata Agus.

Agus menuturkan pertemuan dengan ibu yang merupakan salah satu warga Luar Batang semakin memperteguh keputusannya untuk ikut serta dalam Pilkada DKI. Baginya, keputusan maju sebagai calon Gubernur DKI merupakan sebuah tugas suci.

"Saya yakin keputusan saya maju sebagai calon Gubernur DKI merupakan sebuah panggilan tugas suci untuk membela hak-hak warga yang tertindas dan diperlakukan tidak adil seperti yang dialami warga Luar Batang serta untuk pembangunan kemaslahatan seluruh umat yang lebih besar, tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras, dan antar golongan," kata Agus.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya