Makna Sumpah Pemuda Menurut Anies Baswedan

Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Irwandi Arsyad

VIVA.co.id – Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Anies Baswedan menilai, sumpah pemuda memiliki makna filosofis yang sangat luar biasa.

Kubu Prabowo-Gibran Sebut Pemilu Ulang Tak Ada di UU

Menurut Anies, sumpah pemuda bukan sebatas ikrar yang disampaikan oleh sekelompok kaum muda untuk berbicara menyatukan bahasa, suku maupun antargolongan yang beragam di Indonesia di masa itu saja, melainkan masih sangat relevan hingga saat ini. Ia menegaskan, sumpah pemuda yang dikumandangkan pada tahun 1928 silam itu merupakan sumpah setia seluruh bangsa indonesia.

"Yang paling menarik dari sumpah pemuda itu adalah menyepakati satu bahasa persatuan. Bukan satu bahasa ya, jangan sampai satu bahasa karena kita tidak pernah menyampaikan satu bahasa tapi kita menyatakan satu bahasa, yaitu bahasa persatuan," kata Anies Baswedan usai mengunjungi pasar tradisional di bilangan Tebet, Jakarta Selatan, Jumat 28 Oktober 2016.

Kubu Anies Tuding Pencalonan Gibran Tidak Sah, KPU: Mengada-ngada

Ia mengisahkan, ikrar sumpah pemuda yang dilakukan pada tahun 1928 sama sekali tidak menghilangkan bahasa ibu yang memang dimiliki masyarakat Indonesia yang sangat beragam suku.

"Bahasa Indonesia yang satu tadi itu membuat kebangsaan kita kuat. Etnik boleh apa saja, bahasa asli boleh apa saja tapi semua bisa berbahasa Indonesia. Itu adalah perekat kebangsaan dan hari ini kita rayakan dan kita ke depan harus menjaga agar persatuan itu makin kuat," ujarnya menambahkan.

Menkopolhukam Minta Semua Pihak Hormati Langkah Kubu Anies dan Ganjar Gugat Hasil Pemilu ke MK

Ia pun menyinggung jargon salam bersama yang dipilih oleh pasangan calon gubernur nomor urut 3. Menurutnya, salam bersama digunakan oleh pihaknya sebagai simbolisasi dari persatuan dan kesatuan yang harus tetap dijaga dalam hidup bermasyarakat di Indonesia, khususnya di Jakarta.

Tidak hanya itu, ia juga menghubungkan nomor urut dalam pertarungan Pilgub DKI Jakarta yang diperolehnya sesuai dengan sila ke-3 dari Pancasila, yaitu persatuan indonesia.

Ia pun berjanji, jika ia dipercaya oleh masyarakat Jakarta untuk memimpin Jakarta, ia akan membangun Jakarta dengan tangan terbuka seperti simbol dalam salam bersama yang dimiliki pasangan Anies - Sandi. Ia menegaskan, Jakarta membutuhkan seorang pemimpin yang ingin membangun Jakarta dengan tangan terbuka

"Jakarta kampanyenya harus bernuansa kebhinekaan, bernuansa persatuan dan kita jaga semangat itu dengan rasa saling menghormati satu sama lain.”

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya