Djarot Minta Plt Gubernur DKI Teruskan Normalisasi Sungai

Wagub DKI Djarot Syaiful Hidayat.
Sumber :
  • Viva.co.id/Raudhatul Jannah

VIVA.co.id – Program normalisasi sungai di Jakarta menjadi salah satu fokus yang tengah gencar diupayakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat bahkan hingga menitipkan program tersebut kepada Direktur Jenderal Otonomi Daerah (Otda), Kementerian Dalam Negeri Sumarsono, yang dipercaya sebagai Plt Gubernur DKI Jakarta

Gaspol Normalisasi Sungai Ciliwung, Heru Budi Gandeng Kementerian ATR

Djarot pun optimis program normalisasi tersebut akan tetap akan berjalan meski nantinya tugas Gubernur diserahkan kepada Sumarsono. Djarot menghimbau agar PLT tetap bisa memantau jalannya normalisasi sungai di Jakarta.

"Tak masalah. Kami akan normalisasi dan merelokasi kalau ada tempat yang layak. Sekarang, proses sedang diukur sepanjang sungai. Untuk normalisasi sudah siap," kata Djarot saat ditemui di rumah dinasnya di Jalan Besakih, Kuningan, Jakarta Selatan pada Kamis 27 Oktober 2016.

Antisipasi Bencana di Musim Hujan, PUPR Depok Normalisasi Situ

Djarot yang saat ini sedang menunggu masa cuti kampanye sebagai calon petahana Wakil Gubernur DKI Jakarta juga menjelaskan, bahwa salah satu tugas Plt, nantinya, adalah wajib meneruskan program normalisasi sungai. Khususnya normalisasi Kali Krukut yang jadi penyebab banjir di Kawasan Kemang, Jakarta Selatan.

"Normalisasi saluran-saluran air juga kita lakukan. Bistro dan hotel itu banyak yang tertutup salurannya. Saya fikir ini bukan tugas yang berat untuk PLT karena ini ada di kewenangan Wali Kota," tegasnya.

DKI Jakarta Siapkan Rp1 Triliun untuk Normalisasi Sungai

Sebelumnya, Djarot mengungkapkan masih banyak daerah rawan banjir di Jakarta. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun telah melakukan pemetaan wilayah rawan banjir.

"Tentunya kami sudah bikin peta daerah rawan banjir. Dari peta itu diketahui kan ada 23 kecamatan rawan banjir di Jakarta. Kemudian ada 57 kelurahan dan 201 rukun warga yang juga masih rawan (banjir)," kata Djarot, usai mengikuti rapat koordinasi di Kantor Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Jakarta, Jumat, 2 September 2016.

Langkah antisipasi membuat peta banjir itu dilakukan mengingat fenomena La Nina, berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) diprediksi akan menerjang Indonesia pada akhir 2016.  

Selain itu, menurut dia, antisipasi banjir dilakukan dengan normalisasi sungai atau kali. Khususnya pada kali-kali yang masuk zona sangat rawan banjir, seperti Kali Krukut dan Kali Ciliwung.

"Kali Krukut ini kan lumayan besar penyempitannya. Coba saja lihat. Seharusnya dia selebar 20 meter, sekarang ini cuma 4-5 meter. Nah, itu sedang diupayakan kembali pelebarannya. Jadi kami akan relokasi semua yang di sana nanti," kata Djarot.

Laporan: Afra Augesti/Jakarta

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya