Pilkada DKI, Ajang Lomba Kreatif Tim Pemenangan

Para calon gubernur dan wakil gubernur untuk Pilkada DKI Jakarta 2017.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA.co.id – Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro mengatakan, pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017 akan menjadi ajang lomba kreatif antartim pemenangan pasangan calon (paslon).

Ogah Usung Anies di Pilgub Jakarta, Gerindra: Kita Punya Jagoan Lebih Muda dan Fresh

Diketahui, ada tiga paslon yang akan berebut kursi DKI 1, antara lain Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dengan Djarot Syaiful Hidayat, Anies Baswedan dengan Sandiaga Uno, Agus Harimurti Yudhoyono dengan Shylviana Murni.

"Bagaimana menjustifikasi angka (nomor urut) sebagai angka kemenangan atau victory. Jadi sekarang konstetasinya antartim kreatif (pemenangan paslon)," ujar Siti kepada VIVA.co.id, Selasa 25 Oktober 2016.

Gerindra Siapkan Kader Internal yang Potensial Menang di Pilkada Jakarta

Karena itu, untuk mendongkrak elektabilitas paslon sangat ditentukan juga oleh kreatifitas tim pemenangan paslon dengan kreatifitasnya. "Tinggal tim kreatif (pemenangan paslon) saja. Bagaimana membuat angka menjadi lebih bermakna. Mengubah angka jadi simbol lebih bertuah. Bagaimana menganalogikan angka menjadi suatu tujuan untuk menang," kata dia.

Siti mengungkapkan, fenomena pertarungan kreatifitas antartim pemenangan paslon dalam kontestasi demokrasi berawal pada pemilihan presiden (Pilpres) tahun 2014 lalu. Ketika itu, paslon Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK) dengan nomor urutnya 2, dikenal dengan salam dua jari.

KPU DKI Sudah Antisipasi Banjir saat Proses Pemungutan Suara Pilgub 2024

"Itu dimulai di pilpres 2014, simbol-simbol bertuah ternyata punya efek mendongkrak suara. Menyulap massa, akhirnya massa tak hanya orang muda, tapi menjalar semua umur. Jadi Pilkada DKI ya dicari saja, nomor 1 apa, nomor urut 2 apa, namanya juga jualan." 

Sebelumnya, ia menilai, bahwa nomor urut di Pilkada memang tidak sepenting di pemilihan legislatif (Pileg). Hanya saja, nomor urut di Pilkada tetap penting baik bagi penyelenggara, masyarakat dan paslon itu sendiri. Nomor urut untuk membedakan pasangan nomor 1, nomor 2 dan seterusnya, tidak sekedar nama paslon. Nomor urut paslon juga diperlukan untuk administasi penyelenggara dan bagi masyarakat juga, agar mudah ingat paslon yang diidamkannya.

Apalagi, dalam kampanye misalnya, nomor urut penting untuk diformulasikan sedemikian rupa, apakah itu untuk yel-yel, spanduk, baliho atau media kampanye lainnya. Tujuannya, agar bisa menarik suara masyarakat demi memuluskan jalan memenangkan kontestasi Pilkada.

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya