Pilkada Jakarta 2017

Sandiaga: Kemiskinan di Jakarta Bisa Dilihat Kasat Mata

Suasana tempat tinggal kaum miskin di perkotaan.
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id – Bakal Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Salahuddin Uno mengakui bahwa angka kemiskinan di ibu kota justru bertambah. Menurut dia, bertambahnya angka kemiskinan bisa dilihat secara kasat mata.

Cari Pengganti Gibran, PDIP Solo Buka Penjaringan Bakal Cawalkot Solo

"Kadang-kadang kalau kita lihat statistik belum terlihat secara jelas tapi kalau kita turun ke masyarakat, sangat terlihat bertambah," kata Sandiaga saat berbincang dengan VIVA.co.id di Jakarta, Kamis 20 Oktober 2016.

Ia mengatakan masih banyak masyarakat tidak mampu dan masih banyak yang mengalami keterpurukan, baik secara ekonomi maupun sosial. Sandiaga mengatakan, salah satu faktor yang menyebabkan angka kemiskinan bertambah adalah sulitnya mencari lapangan kerja.

Diberi Mandat Golkar Maju di Pilgub Sumut, Bobby Nasution Belum Ketemu Ijeck

"Mata pencaharian mereka terkendala dan biaya hidup semakin tinggi. Lalu masyarakat yang tergusur dan ketidakmampuan mereka untuk mendapat keadilan," ungkap dia.

Sandiaga pun memberi solusi untuk menekan angka kemiskinan di ibu kota. Di antaranya menciptakan lapangan pekerjaan, menciptakan wira usaha yang akan menggerakkan roda perekonomian serta menurunkan harga kebutuhan pokok.

Airlangga Akui Golkar Beri Mandat Bobby Nasution di Pilgub Sumut, Ijeck Cawagub Lagi?

"Stabilkan harga melalui program yang inovatif dan jangan menambah beban masyarakat pada perlakuan tidak adil. Yang mencerabut mereka dari mata pencahariannya dengan melakukan relokasi yang tidak adil," katanya.

Sebelumnya, pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia, Berly Martawardaya menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi ibu kota di bawah kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok cenderung stagnan.

Padahal, kata dia, Provinsi DKI Jakarta sebagai daerah yang memilik Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) yang cukup tinggi yakni mencapai Rp67,1 triliun pada 2016 namun tak mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

"Jakarta cenderung stagnan dengan sedemikian besar anggaran daerah dan banyaknya program-program yang dibuat tapi tak mengubah hal itu," kata Berly dalam sebuah acara diskusi kemarin.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya