Ada Orang Berkelahi di Hadapan Ahok

Keributan di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu, 5 Oktober 2016.
Sumber :
  • Fajar GM - VIVA.co.id

VIVA.co.id – Keributan terjadi di pelataran pendopo Balai Kota DKI, Rabu, 5 Oktober 2016. Keributan terjadi setelah Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tiba, usai melayani warga dan melanjutkan aktivitasnya dengan melayani wawancara wartawan di dalam pendopo.

Ditanya Enakan Jadi Istri Ahok Atau Ibu Rumah Tangga, Jawaban Veronica Tan Bikin Netizen Mikir

Saat wawancara baru berjalan sekitar tiga menit, terdengar suara berteriak-teriak dari pelataran pendopo. "Apa tuh, berantem?," ujar Ahok, sapaan akrab Basuki, yang wawancaranya terinterupsi.

Di luar, dua orang laki-laki berumur 40 atau 50an terlihat beradu mulut dengan Kamilus, staf Gubernur yang bertugas menerima pengaduan warga. "Bawa ke pos, bawa ke pos," ujar seorang Petugas Pengamanan Dalam (Pamdal) Balai Kota.

Masih Sering Dikaitkan dengan Ahok, Veronica Tan Senang?

Trias, anggota Direktorat Pengamanan Obyek Vital Kepolisian Daerah Metro Jaya yang bertugas di Balai Kota, merangkul seorang di antaranya yang mengenakan baju biru tua. Sementara, warga lain yang berbaju putih, dirangkul oleh seorang Pamdal.

Kepada Trias, warga yang berbaju putih memprotes. Ia mengira ditangkap. "Kalau saya dilarang berorganisasi, saya, tanya dulu. Bapak tangkap saya, berdasarkan apa?" ujarnya.

Alasan Krusial Ahok Dukung Gulirkan Hak Angket: Terlalu Banyak Sumir di Pemilu

Seorang Pamdal memberi pengertian bahwa ia sekadar dibawa ke posko pengaduan di lantai dasar Gedung Blok G yang berada di samping pendopo.

Sementara, bapak lain yang memakai baju berwarna biru tua mengaku tidak terima dengan perlakuan Kamilus, yang merupakan staf Ahok. Ia sekadar bermaksud mempertanyakan status Peraturan Gubernur Nomor 168 Tahun 2014.

Menurut dia, berdasarkan Pergub yang merupakan pedoman kerja Rukun Tetangga dan Rukun Warga (RT/RW), Lurah Cipinang Melayu, memutuskan penghentian kegiatan Badan Musyawarah RW 06 di wilayahnya.

Namun, bukannya memberi pengertian, Kamilus menurutnya malah membalas dengan nada tinggi.
"Lalu dia (Kamilus) mengklaim-klaim, tidak bisa, tidak bisa katanya. Aduh... Maki-maki kami, 'kalian ngerti enggak', katanya? Waduh... Yang halus dong ngomongnya, 'ini Pak, begini', jangan marah-marah," ujarnya.

"Masa dia (Kamilus) marah, kami enggak boleh marah? 'Kalian berhenti semua!' katanya. Lho, kenapa kok lu jadi hakim?," ujar bapak yang lain.

Saat ini, keduanya masih berada di ruang pengaduan. Sementara, rekan-rekannya menunggu di pelataran pendopo. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya