Survei LSI: Pemilih Muda Menangkan Agus-Sylviana

Hasil survei LSI, Ahok pontensial kalah di Pilkada DKI 2017.
Sumber :
  • Anwar Sadat

VIVA.co.id – Bila dilihat dari hasil survei yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI), posisi calon petahana, Basuki Tjahaja Purnama dalam Pilkada DKI Jakarta 2017, yang tidak lebih dari lima bulan lagi, terlihat terancam.

AHY Ungkap Ternyata Wali Kota Surabaya Teman Sekelasnya Kuliah Doktor

Jika tren Ahok terus menurun, Ahok pun bisa tersingkir di putaran pertama. Pada Maret 2016, Ahok secara pribadi begitu perkasa dengan tingkat elektabilitas hingga 59,3 persen. Namun, di Oktober 2016, elektabilitas Ahok secara pribadi justru merosot dan menyentuh titik 31,1 persen. Meski masih di atas Agus Yudhoyono yang elektabilitasnya sebesar 22,30 persen dan Anies sebesar 20,20 persen.

Bila kondisi saat ini tetap berlangsung dan tidak ada perubahan radikal, hampir dapat pasti Pilkada DKI berlangsung dua putaran. Ini, karena tidak ada pasangan yang unggul mutlak di atas 50 persen. Namun, di putaran pertama, siapa pun kini bisa tersingkir.

Pakai Sarung dan Peci, AHY Sowan ke Rais Aam PBNU

Ada empat hal yang menggerus elektabilitas Ahok. Pertama, masalah kebijakan, misalnya kasus penggusuran di beberapa daerah di Ibu Kota seperti Kampung Pulo, Kalijodo, dan kebijakan soal reklamasi.

Isu kedua, yakni soal personaliti Ahok, yang dinilai memiliki karakter yang kasar, congkak, dan tidak konsisten. Terutama, soal awalnya yang hendak maju tidak dengan partai politik, namun berubah mengambil dukungan partai. Ketiga, yaitu isu primodial, isu agama dan etnis.

"Yang keempat adanya alternatif cagub yang dianggap fresh, yakni Anies Baswedan dan Agus Yudhoyono," ujar peneliti LSI, Adjie Alfaraby, Selasa, 4 Oktober 2016.

Anies dianggap sosok yang punya integrasi dan track record. Sedangkan Agus, dinilai punya prestasi baik di militer dan membawa nama sang ayah, Susilo Bambang Yudhoyono.

Emil Dardak Bicara 'Kuda Hitam' AHY dan Nasib Demokrat pada 2024

Namun, bila dilihat dari segmen pendukung, masing-masing pasangan kalah dan menang. Pasangan Ahok-Djarot menang di segmen gender, dengan persentase dipilih pemilih laki-laki sebanyak 26,4 persen dan pemilih perempuan 36,4 persen.

Pasangan Anies-Sandiaga Uno hanya memperoleh persentase dipilih pemilih laki-laki sebanyak 20,9 persen dan pemilih perempuan 21,4 persen. Sedangkan pasangan Agus Yudhoyono-Sylviana memperoleh persentase dipilih pemilih laki-laki sebanyak 19,5 persen dan pemilih perempuan 19,1 persen.

Pada segmen agama, pasangan Ahok-Djarot ternyata tetap memimpin di semua segmen pemeluk agama. Pasangan ini dipilih pemilih muslim sebesar 27,7 persen, dan pemilih non-muslim sebesar 83,3 persen.

Sedangkan, pasangan Anies-Uno dipilih pemilih muslim sebesar 22,8 persen, dan pemilih non-muslim hanya memperoleh angka kurang dari lima persen. Berikutnya, pasangan Agus-Sylviana dipilih pemilih muslim sebesar 20,6 persen, dan pemilih non-muslim tak lebih dari lima persen.

Selanjutnya, segmen pemilih berdasarkan pendidikan, pasangan Anies-Sandiga Uno menang di
segmen pemilih dengan latar belakang berpendidikan pernah kuliah dengan angka sebesar 31,2 persen, dibandingkan dengan pasangan Ahok-Djarotyang hanya memperoleh 26,0 persen dan disusul pasangan Agus-Sylviana sebesar 19,5 persen.

Pada segmen pendapatan, pasangan Agus-Sylviana menang dengan memperoleh dukungan di segmen pemilih wong cilik, atau pemilih berpendapatan rendah di bawah Rp999 ribu, sebanyak 21,9 persen. Sedangkan di segmen yang sama, pasangan Ahok-Djarot dapat dukungan sebesar 18,8 persen dan pasangan Anies-Sandiaga Uno memperoleh sebesar 15,6 persen.

Sementara itu, pada segmen pemilih berdasarkan usia, pasangan Agus-Sylviana unggul di segmen
pemilih berusia muda berkisar 19 tahun, atau di bawahnya, dengan angka sebesar 33,8 persen. Dibandingkan dengan pasangan Anies-Sandiga Uno, yang hanya memperoleh sebesar 30,8 persen, dan pasangan Ahok-Djarot memperoleh sebesar 27,8 persen.

Survei ini dilakukan LSI pada 28 September hingga 2 Oktober 2016, melibatkan 440 responden dengan, wawancara tatap muka. Riset dilakukan dengan metode multi-stage random sampling. Margin of Error plus minus 4,8 persen. Survei ini dibiayai dengan dana sendiri, dan dilengkapi pula dengan kualitatif riset group discussion, media analisis, dan depth interview. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya